Natal - Cambuk untuk Berbuat Lebih Baik
Kelahiran Yesus telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Natal merupakan wujud kasih Allah pada manusia. Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen Katolik pada abad ke 4 M.. Percaya kepada Yesus Kristus tidak cukup hanya percaya bahwa Tuhan Yesus ada, atau banyaknya persembahan yang kita berikan, ‘….tetapi melakukan apa yang dikehendaki Bapa-Ku’. Dan bukan orang-orang yang menyebut-nyebut nama-Nya, tetapi yang membuktikan kasih kepada Dia. Apa yang dikehendaki Tuhan? Kedatangan-Nya menyelamatkan manusia yang telah menjauh dari Allah.
Natal, awal dari misi Kristus.
Menurut Alkitab Perjanjian Baru, kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus dengan jelas telah dinubuatkan dalam Alkitab Perjanjian Lama. Sebagai contoh: Dalam kitab Mikha 5:2 tercantum nama kota yang persis di mana Mesias akan dilahirkan. Dan paling sedikit ada 33 nubuat dalam Perjanjian Lama mengenai kematian Yesus Kristus, dan semuanya itu tergenapi. Dan kedatangan Yesus Kristus menurut yang dinubuatkan dalam kitab Perjanjian Lama Yesaya 409 dan Maleakhi 4, ternyata betul didahului oleh pengajaran dari Yohanes Pembaptis dalam roh dan kekuatan Elia.
Natal secara harafiah berarti hari kelahiran. Jadi secara makna kata, mengucapkan selamat hari natal merupakan ungkapan yang berlebihan karena dalam kata natal sudah terkandung arti hari. Perkataan natal sendiri bisa digunakan oleh siapa saja. Tetapi untuk Negara kita, natal rupanya sudah identik dengan hari kelahiran Kristus. Dalam bahasa Inggris, natal disebut dengan Christmas. Christmas berasal dari kata Christ (Kristus) dan Mass (massa atau kerumunan orang), karena pada Christmas banyak orang berkumpul mengingat/merayakan hari kelahiran Kristus.
Kelahiran Kristus di dunia merupakan titik awal yang paling penting dalam misi Kristus. Dilahirkan bukan dari pencampuran laki-laki dan perempuan melainkan secara campur tangan Allah yakni diperanakkan oleh kuasa Roh Allah (Mat.1:18,20). Maria seorang gadis saleh mendapat kehormatan sebagai perantara kedatangan Sang Mesias. Adapun Kristus datang untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang semakin buruk oleh karena kesesatan manusia. Sebenarnya natal merupakan suatu pemberian Allah yang paling besar bagi umat manusia.
Natal merupakan wujud Kasih Allah pada manusia (Yoh. 3:16). Natal merupakan motivasi Allah untuk membantu umat manusia. Semenjak kejatuhan Adam dan Hawa yang dipikat iblis dalam nafsu keinginan, Allah selalu peduli pada makhluk ciptaan yang dikasihiNya. Karena dari semua ciptaan Allah, hanya manusia lah yang dijadikan menurut rupa Allah. Dan hanya manusia makhluk hidup yang dilengkapi dengan napas Allah atau Roh Allah. Tidak ada makhluk lain yang begitu sempurna seperti manusia. Binatang, tumbuhan hanya terdiri dari badan kasar. Malaikat hanya terdiri dari badan halus. Tetapi manusia terdiri atas badan kasar dan badan halus.
Manusia juga diberikan kuasa atas dunia ini. Segala makhluk di bumi diberi nama oleh manusia. Dan manusia diminta untuk memenuhi bumi ini dengan keturunannya supaya ada komunitas yang kudus yang menyembah Allah dengan benar. Kejatuhan manusia dalam pencobaan Iblis merusak segalanya. Kehidupan yang serba diberkati, bumi yang subur dan satwa yang jinak menjadi rusak total. Allah pun marah dan mengutuki manusia dan tempat kehidupannya. Satwa yang semula jinak menjadi liar dan saling bunuh untuk makan. Satwa pun menjadi tidak hormat kepada manusia. Apakah Allah senang akan semua ini? Tidak, Allah berduka dan menyesali kerusakan ini. Untuk itu Allah mengirim nabi-nabi untuk berbicara pada manusia. Karena Allah tidak dapat berbicara langsung pada manusia. Sebab Allah terlalu kudus bagi manusia yang sudah najis, sehingga manusia tidak akan dapat berhubungan langsung dengan Allah. Manusia bisa binasa dihadapan hadirat Allah.
Allah bahkan sempat memusnakan suatu turunan yang bejat dengan banjir besar pada masa Nabi Nuh. Namun sebenarnya pemusnahan itu mendukakan hati-Nya. Dan Allah berjanji tidak akan ada lagi banjir sedunia seperti pada masa Nabi Nuh.
Nabi demi nabi diutus Allah untuk berbicara pada manusia agar manusia dapat berbaikan dengan Allah. Tetapi semua gagal. Akhirnya Allah mengutus anak-Nya. Perkataan anak sering disalah tafsirkan oleh banyak orang. Disangkanya Allah mempunyai istri dan beranak cucu. Padahal perkataan anak merupakan suatu istilah. Allah yang menciptakan dunia merupakan yang awal dan disebut Bapa. Sedangkan Kristus adalah Allah yang menjelma. Dari Logos (perkataan Allah) yang juga Allah berubah menjadi manusia dan dilahirkan melalui manusia. Sehingga terciptalah istilah anak (Yoh. 1:1-14).
Allah turun tangan sendiri karena memang tiada nabi yang berhasil. Peperangan melawan Iblis hanya dapat dilakukan secara sukses oleh Allah. Lucifer (Iblis) sebelumnya merupakan malaikat dengan peringkat kedudukan tertinggi. Sehingga makhluk lain tidak ada yang sanggup mengalahkannya.
Kedatangan Kristus ke dunia bukan tiada hambatan. Iblis tahu kedatangan-Nya merupakan suatu awal dari kekalahannya. Itulah sebabnya melalui Herodes, Iblis berusaha membunuh Kristus. Maka keluarlah perintah dari Herodes untuk membunuh semua bayi di Betlehem yang berusia kurang dari dua tahun. Tetapi Allah tidak dapat dikalahkan Iblis. Sebelum Iblis bertindak, Allah telah memperingati Yusuf untuk pergi mengungsi ke Mesir. Di sanalah mereka tinggal hingga Herodes mati.
Peringatan Yesus ke dunia
Natal adalah peringatan kelahiran Yesus ke dunia ini. Walaupun tidak diketahui dengan pasti tanggalnya namun alkitab mencatat bahwa pada waktu Yesus lahir di Betlehem para gembala datang menyembah Yesus, dan para majus pun datang memberikan persembahan mereka kepada Yesus.
Perintah untuk menyelenggarakan peringtan Natal tidak ada dalam bible, dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahiran-Nya. Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen Katolik pada abad ke 4 M. Kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai abad ke 4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday, yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember. Maka supaya agama Katholik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (anak Tuhan= Yesus). Maka pada Konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga memutuskan hari Minggu ( Sunday=hari matahari) dijadikan hari sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu.
Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama Katholik pada abad ke-4 M, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katholik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin.
Iman kepercayaan
Rumah yang dibangun diatas pasir tidak mempunyai pondasi, maka kuat atau tidaknya bangunan tersebut sangat tergantung pada landasan dimana bangunan tsb didirikan. Itu adalah perumpamaan bagi orang yang ‘hanya banyak mendengarkan apa yang dikatakan Yesus Kristus, akan tetapi tidak melaksanakannya’.
Percaya dan melaksanakan disatu sisi bisa dipisahkan, namun disisi yang lain tidak bisa dipisahkan. Hal yang penting disini adalah iman kepercayaan dan perlakuan. Ketika iman kepercayaan dipisah dengan perlakuan, maka iman kepercayaan akan kehilangan kekuatannya. Percaya kepada Yesus Kristus tidak cukup hanya percaya bahwa Tuhan Yesus ada, atau banyaknya persembahan yang kita berikan, ‘….tetapi melakukan apa yang dikehendaki Bapa-Ku’. Dan bukan orang-orang yang menyebut-nyebut nama-Nya, tetapi yang membuktikan kasih kepada Dia. Apa yang dikehendaki Tuhan? Bukan kurban tetapi kasih. Sepanjang sikap iman kita hanya berhenti pada beribadah saja, atau berbeda antara lidah dan perlakuan, maka kekuatan iman kita kepada Tuhan dapat luntur, lama-kelamaan hilang. Daya iman baru dapat tampak indah apabila dinyatakan secara nyata dalam kehidupan nyata. Iman yang dibangun dengan kasih, dengan landasan yang kuat, adalah pondasi kehidupan yang kuat dan teguh. Hal diatas menegaskan bahwa menerima Natal tidak cukup hanya merayakan dengan sukacita dan beramai-ramai dengan segala asesorisnya, tetapi melaksanakan apa yang dikehendaki Tuhan Yesus, yaitu menyampaikan kabar baik seluas-luasnya.
Realita hidup
Kita mengunjukkan terimakasih, karena menjelang peringatan Natal kita mempunyai pemimpin bangsa-negara yang baru. Presiden untuk lima tahun kedepan. Tetapi apa artinya pemimpin kalau tidak ada rakyat yang bersedia mendukung bersama-sama. Mengharapkan pemimpin yang cerdas tetapi kita sendiri tidak cerdas, mengharapkan pemimpin yang bersih, tetapi kita sendiri kotor. Mengharapkan pemimpin yang sederhana, tetapi kita sendiri berperilaku hidup boros. Mengharapkan mempunyai pemimpin, tetapi kita sendiri tidak bersedia dipimpin. Kalau kita tergolong yang demikian, semuanya akan tidak ada manfaatnya, karena pemimpin secerdas apapun, tidak akan mampu melaksanakan sendiri. Kita harus mengambil peran sendiri-sendiri yang lebih mendatangkan manfaat bagi diri pribadi maupun sesama kita.
Sudah sangat lama, keadaan politik, ekonomi, sosial dan lingkungan kita ruwet. Para politikus hanya keras suaranya bila berkaitan dengan kepentingan kelompok dan kekuasaan. Hukum berjalan apabila ada uang. Biaya kesehatan, biaya pendidikan, biaya hidup tinggi. Seringnya perkelahian siswa, perang antar kampung, konflik antara pengusaha dan buruh, tindak kekerasan dan pelecehan mudah terjadi di semua sektor. Pengangguran dan kemelaratan semakin banyak.
Di sinilah sangat diperlukan peran aktif Gereja untuk ikut memperbaiki keadaan. Memang seharusnya Tuhan sendiri yang melakukan. Tetapi Tuhan dapat menggunakan setiap orang menjadi saksi-Nya untuk melakukannya. Tuhan Yesus datang untuk membuat keselamatan nyata di dunia. Tuhan datang untuk memberi kekuatan, semangat, daya bagi orang percaya dan jemaat menjadi manusia baru, mempunyai wawasan baru, hati baru dan semangat dari Allah guna membangun masyarakat baru.
Bagaimana merayakan Natal
Sabda penuh janji yang disampaikan oleh Kristus, adalah sabda pembela kehidupan, maka seharusnya merayakan Natal adalah membela kehidupan. Membela kehidupan akan terwujud jika mampu membangun budaya saling mengasihi, terlebih bagi mereka yang tertindas. Wajah bangsa kita belakangan ini dihiasi dengan budaya serakah dan jauh dari sikap yang mengasihi. Orang dengan mudah mengumbar keserakahan, bahkan secara sadis tak pernah mau menoleh kepada mereka yang tertindas. Keserakahan yang ditunjukkan petinggi negeri ini menghiasi media massa seakan-akan sudah menjadi infotainment.
Apa yang dijanjikan oleh Yesus tidak pernah ada yang diingkari. Yesus dalam menyampaikan janji-janjinya tanpa mengharapkan imbalan, jasa atau keuntungan pribadi. Janji yang disampaikan adalah janji yang penuh ikhlas karena kasih.
Lahir di kandang domba adalah suatu isyarat tentang kemiskinan. Kenapa Yesus tidak lahir di istana, rumah mewah, atau tempat-tempat ibadah. Di sinilah kebesaran maha pencipta, yang menjadikan langit dan bumi, siang dan malam, miskin dan kaya. Kelahiran Yesus dengan penuh kemiskinan agar umat manusia dapat memahami dan menghayati kemiskinan dan penderitaan.
Peristiwa 2000 tahun yang silam, kini bagaikan terabaikan, jauh-jauh hari sebelum Natal dirayakan, nuansa selebrasi Natal dengan perayaan megah dan mewah. Semangat bela asa, dan kesetiakawanan tidak lagi terlihat. Yang ada bagaimana Natal dirayakan dengan hedonis kemewahan. Kini perayaan Natal itu diperingati dalam rangkaian bisnis yang hedonis, bahkan terdapat nafsu untuk mencari keuntungan. Siapa yang diuntungkan, pengusaha dan pedagang pernak-pernik natal.
Penutup
Hari Raya Natal sebagai perayaan kelahiran Yesus Kristus adalah suatu momentum spiritualitas yang sejuk dalam menjalani bianglala kehidupan. Dan kita berharap perayaan Natal 2014 ini merupakan cambuk untuk berbuat lebih baik pada tahun 2015, karena bagaimanapun tahun 2015 adalah tahun yang penuh dengan tantangan di tengah maraknya perilaku korupsi, makin sulitnya kehidupan sosial, segera berlakunya era Masyarakat Ekonomi Asean, dan tantangan peningkatan kesejahteraan umum. Peringatan Natal juga memberikan pesan spiritual untuk sebuah kesederhanaan dan kepedulian kepada sesama. Hal besar yang diwujudkan melalui kedatangan-Nya adalah karya penyelamatan-Nya bagi umat manusia. Menyelamatkan manusia yang telah menjauh dari Allah. Munari. Dari beberapa sumber. Depok 19 Desember 2014.
Natal, awal dari misi Kristus.
Menurut Alkitab Perjanjian Baru, kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus dengan jelas telah dinubuatkan dalam Alkitab Perjanjian Lama. Sebagai contoh: Dalam kitab Mikha 5:2 tercantum nama kota yang persis di mana Mesias akan dilahirkan. Dan paling sedikit ada 33 nubuat dalam Perjanjian Lama mengenai kematian Yesus Kristus, dan semuanya itu tergenapi. Dan kedatangan Yesus Kristus menurut yang dinubuatkan dalam kitab Perjanjian Lama Yesaya 409 dan Maleakhi 4, ternyata betul didahului oleh pengajaran dari Yohanes Pembaptis dalam roh dan kekuatan Elia.
Natal secara harafiah berarti hari kelahiran. Jadi secara makna kata, mengucapkan selamat hari natal merupakan ungkapan yang berlebihan karena dalam kata natal sudah terkandung arti hari. Perkataan natal sendiri bisa digunakan oleh siapa saja. Tetapi untuk Negara kita, natal rupanya sudah identik dengan hari kelahiran Kristus. Dalam bahasa Inggris, natal disebut dengan Christmas. Christmas berasal dari kata Christ (Kristus) dan Mass (massa atau kerumunan orang), karena pada Christmas banyak orang berkumpul mengingat/merayakan hari kelahiran Kristus.
Kelahiran Kristus di dunia merupakan titik awal yang paling penting dalam misi Kristus. Dilahirkan bukan dari pencampuran laki-laki dan perempuan melainkan secara campur tangan Allah yakni diperanakkan oleh kuasa Roh Allah (Mat.1:18,20). Maria seorang gadis saleh mendapat kehormatan sebagai perantara kedatangan Sang Mesias. Adapun Kristus datang untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang semakin buruk oleh karena kesesatan manusia. Sebenarnya natal merupakan suatu pemberian Allah yang paling besar bagi umat manusia.
Natal merupakan wujud Kasih Allah pada manusia (Yoh. 3:16). Natal merupakan motivasi Allah untuk membantu umat manusia. Semenjak kejatuhan Adam dan Hawa yang dipikat iblis dalam nafsu keinginan, Allah selalu peduli pada makhluk ciptaan yang dikasihiNya. Karena dari semua ciptaan Allah, hanya manusia lah yang dijadikan menurut rupa Allah. Dan hanya manusia makhluk hidup yang dilengkapi dengan napas Allah atau Roh Allah. Tidak ada makhluk lain yang begitu sempurna seperti manusia. Binatang, tumbuhan hanya terdiri dari badan kasar. Malaikat hanya terdiri dari badan halus. Tetapi manusia terdiri atas badan kasar dan badan halus.
Manusia juga diberikan kuasa atas dunia ini. Segala makhluk di bumi diberi nama oleh manusia. Dan manusia diminta untuk memenuhi bumi ini dengan keturunannya supaya ada komunitas yang kudus yang menyembah Allah dengan benar. Kejatuhan manusia dalam pencobaan Iblis merusak segalanya. Kehidupan yang serba diberkati, bumi yang subur dan satwa yang jinak menjadi rusak total. Allah pun marah dan mengutuki manusia dan tempat kehidupannya. Satwa yang semula jinak menjadi liar dan saling bunuh untuk makan. Satwa pun menjadi tidak hormat kepada manusia. Apakah Allah senang akan semua ini? Tidak, Allah berduka dan menyesali kerusakan ini. Untuk itu Allah mengirim nabi-nabi untuk berbicara pada manusia. Karena Allah tidak dapat berbicara langsung pada manusia. Sebab Allah terlalu kudus bagi manusia yang sudah najis, sehingga manusia tidak akan dapat berhubungan langsung dengan Allah. Manusia bisa binasa dihadapan hadirat Allah.
Allah bahkan sempat memusnakan suatu turunan yang bejat dengan banjir besar pada masa Nabi Nuh. Namun sebenarnya pemusnahan itu mendukakan hati-Nya. Dan Allah berjanji tidak akan ada lagi banjir sedunia seperti pada masa Nabi Nuh.
Nabi demi nabi diutus Allah untuk berbicara pada manusia agar manusia dapat berbaikan dengan Allah. Tetapi semua gagal. Akhirnya Allah mengutus anak-Nya. Perkataan anak sering disalah tafsirkan oleh banyak orang. Disangkanya Allah mempunyai istri dan beranak cucu. Padahal perkataan anak merupakan suatu istilah. Allah yang menciptakan dunia merupakan yang awal dan disebut Bapa. Sedangkan Kristus adalah Allah yang menjelma. Dari Logos (perkataan Allah) yang juga Allah berubah menjadi manusia dan dilahirkan melalui manusia. Sehingga terciptalah istilah anak (Yoh. 1:1-14).
Allah turun tangan sendiri karena memang tiada nabi yang berhasil. Peperangan melawan Iblis hanya dapat dilakukan secara sukses oleh Allah. Lucifer (Iblis) sebelumnya merupakan malaikat dengan peringkat kedudukan tertinggi. Sehingga makhluk lain tidak ada yang sanggup mengalahkannya.
Kedatangan Kristus ke dunia bukan tiada hambatan. Iblis tahu kedatangan-Nya merupakan suatu awal dari kekalahannya. Itulah sebabnya melalui Herodes, Iblis berusaha membunuh Kristus. Maka keluarlah perintah dari Herodes untuk membunuh semua bayi di Betlehem yang berusia kurang dari dua tahun. Tetapi Allah tidak dapat dikalahkan Iblis. Sebelum Iblis bertindak, Allah telah memperingati Yusuf untuk pergi mengungsi ke Mesir. Di sanalah mereka tinggal hingga Herodes mati.
Peringatan Yesus ke dunia
Natal adalah peringatan kelahiran Yesus ke dunia ini. Walaupun tidak diketahui dengan pasti tanggalnya namun alkitab mencatat bahwa pada waktu Yesus lahir di Betlehem para gembala datang menyembah Yesus, dan para majus pun datang memberikan persembahan mereka kepada Yesus.
Perintah untuk menyelenggarakan peringtan Natal tidak ada dalam bible, dan Yesus tidak pernah memberikan contoh ataupun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahiran-Nya. Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen Katolik pada abad ke 4 M. Kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai abad ke 4 M dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politheisme.
Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katholik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday, yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember. Maka supaya agama Katholik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (anak Tuhan= Yesus). Maka pada Konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga memutuskan hari Minggu ( Sunday=hari matahari) dijadikan hari sabat yang menurut hitungan jatuh pada Sabtu.
Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama Katholik pada abad ke-4 M, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katholik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin.
Iman kepercayaan
Rumah yang dibangun diatas pasir tidak mempunyai pondasi, maka kuat atau tidaknya bangunan tersebut sangat tergantung pada landasan dimana bangunan tsb didirikan. Itu adalah perumpamaan bagi orang yang ‘hanya banyak mendengarkan apa yang dikatakan Yesus Kristus, akan tetapi tidak melaksanakannya’.
Percaya dan melaksanakan disatu sisi bisa dipisahkan, namun disisi yang lain tidak bisa dipisahkan. Hal yang penting disini adalah iman kepercayaan dan perlakuan. Ketika iman kepercayaan dipisah dengan perlakuan, maka iman kepercayaan akan kehilangan kekuatannya. Percaya kepada Yesus Kristus tidak cukup hanya percaya bahwa Tuhan Yesus ada, atau banyaknya persembahan yang kita berikan, ‘….tetapi melakukan apa yang dikehendaki Bapa-Ku’. Dan bukan orang-orang yang menyebut-nyebut nama-Nya, tetapi yang membuktikan kasih kepada Dia. Apa yang dikehendaki Tuhan? Bukan kurban tetapi kasih. Sepanjang sikap iman kita hanya berhenti pada beribadah saja, atau berbeda antara lidah dan perlakuan, maka kekuatan iman kita kepada Tuhan dapat luntur, lama-kelamaan hilang. Daya iman baru dapat tampak indah apabila dinyatakan secara nyata dalam kehidupan nyata. Iman yang dibangun dengan kasih, dengan landasan yang kuat, adalah pondasi kehidupan yang kuat dan teguh. Hal diatas menegaskan bahwa menerima Natal tidak cukup hanya merayakan dengan sukacita dan beramai-ramai dengan segala asesorisnya, tetapi melaksanakan apa yang dikehendaki Tuhan Yesus, yaitu menyampaikan kabar baik seluas-luasnya.
Realita hidup
Kita mengunjukkan terimakasih, karena menjelang peringatan Natal kita mempunyai pemimpin bangsa-negara yang baru. Presiden untuk lima tahun kedepan. Tetapi apa artinya pemimpin kalau tidak ada rakyat yang bersedia mendukung bersama-sama. Mengharapkan pemimpin yang cerdas tetapi kita sendiri tidak cerdas, mengharapkan pemimpin yang bersih, tetapi kita sendiri kotor. Mengharapkan pemimpin yang sederhana, tetapi kita sendiri berperilaku hidup boros. Mengharapkan mempunyai pemimpin, tetapi kita sendiri tidak bersedia dipimpin. Kalau kita tergolong yang demikian, semuanya akan tidak ada manfaatnya, karena pemimpin secerdas apapun, tidak akan mampu melaksanakan sendiri. Kita harus mengambil peran sendiri-sendiri yang lebih mendatangkan manfaat bagi diri pribadi maupun sesama kita.
Sudah sangat lama, keadaan politik, ekonomi, sosial dan lingkungan kita ruwet. Para politikus hanya keras suaranya bila berkaitan dengan kepentingan kelompok dan kekuasaan. Hukum berjalan apabila ada uang. Biaya kesehatan, biaya pendidikan, biaya hidup tinggi. Seringnya perkelahian siswa, perang antar kampung, konflik antara pengusaha dan buruh, tindak kekerasan dan pelecehan mudah terjadi di semua sektor. Pengangguran dan kemelaratan semakin banyak.
Di sinilah sangat diperlukan peran aktif Gereja untuk ikut memperbaiki keadaan. Memang seharusnya Tuhan sendiri yang melakukan. Tetapi Tuhan dapat menggunakan setiap orang menjadi saksi-Nya untuk melakukannya. Tuhan Yesus datang untuk membuat keselamatan nyata di dunia. Tuhan datang untuk memberi kekuatan, semangat, daya bagi orang percaya dan jemaat menjadi manusia baru, mempunyai wawasan baru, hati baru dan semangat dari Allah guna membangun masyarakat baru.
Bagaimana merayakan Natal
Sabda penuh janji yang disampaikan oleh Kristus, adalah sabda pembela kehidupan, maka seharusnya merayakan Natal adalah membela kehidupan. Membela kehidupan akan terwujud jika mampu membangun budaya saling mengasihi, terlebih bagi mereka yang tertindas. Wajah bangsa kita belakangan ini dihiasi dengan budaya serakah dan jauh dari sikap yang mengasihi. Orang dengan mudah mengumbar keserakahan, bahkan secara sadis tak pernah mau menoleh kepada mereka yang tertindas. Keserakahan yang ditunjukkan petinggi negeri ini menghiasi media massa seakan-akan sudah menjadi infotainment.
Apa yang dijanjikan oleh Yesus tidak pernah ada yang diingkari. Yesus dalam menyampaikan janji-janjinya tanpa mengharapkan imbalan, jasa atau keuntungan pribadi. Janji yang disampaikan adalah janji yang penuh ikhlas karena kasih.
Lahir di kandang domba adalah suatu isyarat tentang kemiskinan. Kenapa Yesus tidak lahir di istana, rumah mewah, atau tempat-tempat ibadah. Di sinilah kebesaran maha pencipta, yang menjadikan langit dan bumi, siang dan malam, miskin dan kaya. Kelahiran Yesus dengan penuh kemiskinan agar umat manusia dapat memahami dan menghayati kemiskinan dan penderitaan.
Peristiwa 2000 tahun yang silam, kini bagaikan terabaikan, jauh-jauh hari sebelum Natal dirayakan, nuansa selebrasi Natal dengan perayaan megah dan mewah. Semangat bela asa, dan kesetiakawanan tidak lagi terlihat. Yang ada bagaimana Natal dirayakan dengan hedonis kemewahan. Kini perayaan Natal itu diperingati dalam rangkaian bisnis yang hedonis, bahkan terdapat nafsu untuk mencari keuntungan. Siapa yang diuntungkan, pengusaha dan pedagang pernak-pernik natal.
Penutup
Hari Raya Natal sebagai perayaan kelahiran Yesus Kristus adalah suatu momentum spiritualitas yang sejuk dalam menjalani bianglala kehidupan. Dan kita berharap perayaan Natal 2014 ini merupakan cambuk untuk berbuat lebih baik pada tahun 2015, karena bagaimanapun tahun 2015 adalah tahun yang penuh dengan tantangan di tengah maraknya perilaku korupsi, makin sulitnya kehidupan sosial, segera berlakunya era Masyarakat Ekonomi Asean, dan tantangan peningkatan kesejahteraan umum. Peringatan Natal juga memberikan pesan spiritual untuk sebuah kesederhanaan dan kepedulian kepada sesama. Hal besar yang diwujudkan melalui kedatangan-Nya adalah karya penyelamatan-Nya bagi umat manusia. Menyelamatkan manusia yang telah menjauh dari Allah. Munari. Dari beberapa sumber. Depok 19 Desember 2014.
Natal Pembaruan Kehidupan
“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.” (Luk 2: 14). Natal membagi waktu sebelum dan sesudah Masehi, Natal membagi Firman Allah menjadi Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Natal merubah paradigma berdasarkan usaha manusia menjadi atas dasar kasih karuniaNya, Natal menjawab suatu kerinduan yang tidak terpenuhi, Natal menggenapi nubuatan yang dirindukan, Natal realisasi Allah mmbuka hatiNya, Natal menghasikan keselamatan, Natal berimplikasi pembaruan kehidupan menuju kesempurnaan yang tinggi, Natal mencapai damai sejahtera. Atas dasar latarbelakang tersebut di atas maka judul Natal pembaruan kehidupan perlu dibahas dengan doa semoga membawa kemuliaan bagi Allah di tempat maha tinggi dan kita menjadi berkenan kepadaNya. Kritik dan saran yang membangun sangat dinantikan demi kelengkapan materi pembahasan dan partisipasi pemangku kepentingan akan meningkatkan pelayanan kita semua.
NATAL MEMBAGI WAKTU SEBELUM DAN SESUDAH MASEHI
Natal bukan 1 Januari
Kalender Masehi / Kalender Surya yang kita pakai sekarang ini ditetapkan oleh Julius Caesar pada tahun 47 Sebelum Masehi ( Sebelum Natal pertama ), jadi 1 Januari pertama ditetapkan bukan pada hari Natal tetapi 47 tahun sebelum Kristus lahir, sehingga kelahiran tahun baru 1 Januari, 47 tahun mendahului Natal pertama. sehingga Natal bukan 1 Januari. Kalender yang ditetapkan Julus Caesar disebut Kalender Julian.
Kalender Julian diperbaiki pada tahun 325 Masehi
Konsili di Nicea pada tahun 325 Masehi memperbaiki dengan memajukan 3 hari karena setap 128 tahun terjadi kesalahan 1 hari, hal ini karena ada perbedaan evolusi bumi terhadap matahari sebesar 14 detk dalam 1 tahum, antara tahun Julian dan tahun matahari
Perbaikan kedua pada tahun 1582 Masehi
Paus Gregorius pada tahun 1582 membatalkan 10 hari kalender Julian supaya tidak terjadi kesalahan lagi maka ditambahkan ketentuan tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 4 dan hanya tahun abad yang angkanya habis dibagi 400. Hasilnya hari Kamis tanggal 4 Oktober 1582 diumumkan bahwa keesokan hari bukan tanggal 5, pada hari Jumatnya, tetapi tanggal 15 Oktober 1582. Kalender ini dinamakan kalender Gregorian.
Natal menjadi timestone perhitungan waktu
Natal menjadi timestone / tonggak waktu (pusat perhitungan waktu) sebelum dan sesudah Masehi, sehingga Natal menjadi sentral perputaran atau siklus waktu secara internasional dan universal.
Ungkapan Dr H. Gratten Guiness :
“Alkitab merupakan peta sejarah, yang memberikan gambaran berisi pemandangan-pemandangan tentang jalannya peristiwa-peristiwa,mulai dari kejadian dan kejatuhan manusia sampai kepada penghukuman yang terakhir dan pentahbisan langit dan bumi yang baru. Yang diperlihatkan bukan sekadar peristiwa-peristiwa saja, tapi moral dan motif perbuatan tokoh-toloh yang memegang peranan dalam peristiwa-perstiwa itu dan akibatnya. Diperlihatkan dalam rangka sebab akibat, sehingga kalau terpisah dari Alkitab maka sejarah merupakan suatu pemandangan yang tidak berujung pangkal, ibarat sungai tak berhulu dan tak berhilir.”
Perjanjian Lama
Perjanjian Lama ditulis sekitar 30 orang dalam jangka waktu 1200 tahun dari tempat yang berlainan, ditujukan kepada berbagai jenis golongan dengan bermacam-macam maksud dan tanpa mengira bahwa tulisannya itu akan tersimpan sepanjang zaman dan terhimpun dalam satu kesatuan yang dinamakan Perjanjian Lama, sehingga setiap penulis dipimpin dan digerakkan oleh Allah Yang Maha Kuasa sesuai dengan rencanaNya.
Perjanjian Baru
Perjanjian Baru merupakan gerbang ajaib yang menjadi pintu masuk ke dalam kebenaran yang menyelamatkan dan kebahagiaan yang abadi Kita akan membaca dan mengenal serta memahami tentang kelahiran, kehidupan, kematian kebangkitan, dan kenaikan Tuhan Yesus Kristus, yang secara historis tercatat dalam keempat Injil, secara rohani ditafsirkan dan diterangkan dalam Kisah Para Rasul, dan Surat-surat kiriman, sedang sesuatu yang akan datang dinyatakan dalam Kitab Wahyu.
DARI USAHA MANUSIA DIUBAH ATAS KASIH KARUNIANYA
Allah bertindak dalam kasih karunia terlebih dahulu, kita kemudian merespons Dia
Kemurahan Allah menuntun kita kepada pertobatan, sehingga kesabaran Tuhan memotivasi kita umtuk bertobat. Allah mengekspresikan kasih karunia dan setiaNya kepada kita dan kita merespons dalam iman dan ketaatan. Jadi bukan usaha kita tetapi kasih karunia dan setiaNta tidak bersyarat menghasilkan pertobatan dan pengudusan yang senantiasa disempurnakan olehNya
Yesus Kristus adalah kasih karunia Allah
“Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus” (Yoh 1 : 17). Kasih karunia dan kebenaran ada dalam keharmonisan yang seimbang dan saling mengisi. Kasih karunia dan kebenaran berada dalam persekutuam kita sepanjamg waktu sehingga menyebabkan kita ingin menjalani gaya hidup yang senantiasa memuliakam Dia.
NATAL MENJAWAB KERNDUAN YANG TIDAK TERPENUHI
Perjanjian Lama memuat nilai rohani yang tidak ada taranya, sehingga orang Yahudi samgat membanggakannya, tetapi tidak ada jawaban yang jelas dan menentukan tentang gentingnya dosa, kesakitan, kematian dan akhirat, sehingga kita tetap merintih seperti Ayub :”Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia.” (Ayub 23 : 23). Sehingga dalam Perjanjian lama kita mendapati kerinduan yang tidak terpenuhi. Perjanjian Baru menjawab dengan pengajaran tentang kasih, kebapaan Allah. Bukan hanya nampak naik ke surga tetapi juga mencurahkan Roh Kudus, yang datang untuk berdiam di dalam hati orang-orang yang diselamatkanNya, sehingga Natal mengenapi / menjawab kerinduan yang tidak terpenuhi dalam Perjanjian Lama.
NATAL REALISASI ALLAH MEMBUKA HATINYA
Kesepuluh Firman diawali dengan delapan larangan dengan kata jangan, kemudian ingatlah dan kuduskanlah, serta hormatilah maka dapat kita memahami hal tersebut adalah untuk membuka hati manusia. Sedang dalam Perjanjian Baru :”Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau namakan DIa Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.” (Mat 1 : 21). “Dan karena kehendakNya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.” (Ibr 10:10). Atas kehendakNya sehingga kita bersyukur karena Allah telah berkenan membuka hati untuk menyelamatkan kita.
NATAL MENGHASILKAN KESELAMATAN
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yamg kekal.” (Yoh 3 : 16).
Karena kasih Allah menjangkau turun kepada kita diawali dengan Natal; menghasilkan keselamatan umatNya, dan tidak mungkin kita capai dengan kekuatan kita sendiri. Melalui iman realitas obyektif dari pekerjaanNya yang telah selesai menjadi realitas subyektif kehidupan kita. Pujian iman kita tidak layak kita terima, karena itu adalah anugerah Allah.dan bukan sesuatu yang dicapai dengan ketetapan hati kita sendiri. Sebelum kita menginginkan Allah, Dia menginginkan kita. Keselamatam tidak membutuhkan pengertian yang sempurna dari pihak kita, tetapi Allah mencari hati yang tulus, bukan kepala yang sempurna. Kita memulai perjalanan hidup dengan memberikan kepada Allah segala kemuliaan atas pekerjaanNya, hidup rendah hati oleh iman di dalam Dia, Kehidupan kita sehari-hari menjadi suatu perpanjangan yang alami dari cara kita suatu perjalanan kasih karunia yang sejati.
NATAL PEMBARUAN KEHIDUPAN
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus ,ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu,sesungguhnya yang baru sudah datang.” ( 2 K0r 5 : 17 )
“Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak. Kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” ( Kol 3 : 3-4 ).
Kebenaran tidak ditentukan oleh perasaan kita, pendapat orang lain, dan juga perilaku kita., tetapi ditentukan oleh apa yang Allah katakan tentang jati diri kita. Untuk mengerti keselamatan dengan tepat, kita harus terlebih dahulu memahami dengan jelas kebutuhan manusia akan keselamatan Kita perlu mengerti dan percaya pada kuasa kebangkitan Yesus Kristus dan kemampuan Allah Allah untuk mengubah kita oleh kuasa itu. Kita mati bagi realita dari pekerjaanNya yang sudah selesai dan perlu percaya pada apa yang telah Ia selesaikan. Yesus datang ke dunia, orang-orang yang tentunya membutujkan pengampunan, tetapi bukan itu satu-satunya masalah kita. Bahkan itu bukan masalah terbesar kita. Apa yang dibutuhkan kebutuhan orang mati? Jawabnya hanya satu yaitu perlu kehidupan! “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasihNya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita, oleh kasih karunia kamu diselamatkan.” (Kol 2 : 4-5).
Dengan proses menghidupkan kita di dalam Kristus. Ia menciptakan sesuatu yang bebar-benar baru tidak hanya mengubah ciptaan yang lama. Ia menciptakan sesuatu yang benar-benar baru dengan membuat kehiduoan lama kita mati dan memberikan kita kehidupan baru sebagai gantinya, sehingga kita telah dikuduskan, Paulus memberi tahu jemaat Galatia bahwa Allah mematikan orang berdosa bersama dengan Yesus Kristus di kayu salib dan menciptakan seseorang yang benar-benar baru, (perlu kita lihat Gal 2 : 20). Sebagai contoh Allah mengambil Saulus lama, si pendosa, yang akar rohaninya berasal dari keluarga Adam dan menyalibkan dia bersama dengan Yesus Kristus, mematikan manusia lama itu sekali untuk selamanya.
Kemudian melalui kebangkitan Yesus Kristus, Allah membangkitkan dia, menciptakan dia kembali sebagai Paulus, si orang yang dikuduskan, dan menaruh di ke dalam keluarga Yesus Kristus. Hal yang sama terjadi pada diri kita, termasuk dalam karya Kristus di atas kayu salib sama yang terjadi pada Paulus. Kita adalah orang yang dikuduskan, sekarang kita adalah anak Allah/ maha karya Ilahi. Perjanjian Baru menyebut kita orang kudus sebanyak 65 kali. Allah memangil kita orang yang dikuduskan/ orang kudus di dalam Yesus Kristus. Dengan mempercayai kebenaran ini akan memotivasi kita hidup yang dikuduskan. Oleh pekerjaan Kristus kita telah diubahkan menjadi ciptaan baru yang disebut orang yang dikuduskan, identititas kita di dalam Kristus.
NATAL MENCAPAI DAMAI SEJAHTERA
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” ( 2 Tes 5 : 23 ).
Allah adalah damai sejahtera, sehingga misi Tuhan Yesus adalah memberikan damai sejahtera yang melampaui segala akal, sehingga tubuh, jiwa dan roh orang percaya terpelihara dengan sempurna, dan karya Tuhan Yesus tidak hanya mengampuni tetapi mengubah/ mengembalikan orang percaya menjadi menurut gambar dan rupa Allah, dan orang beriman memiliki tujuh hal yang merupakan kemuliaan yang tinggi yaitu dalam kesucian yang sempurna, pemerintahan yang sempurna, ibadah yang sempurna, penglihatan yang sempurna, kesrupaan yang sempurna, pengertian yang sempurna dan kebahagian yang sempurna. Kesempurnaan telah terbuka! Marilah kita menutup dengan doa, dalam kerinduan kita bersama: DATANGLAH TUHAN TESUS, HALELUYA, AMIN. JS/PI.
NATAL MEMBAGI WAKTU SEBELUM DAN SESUDAH MASEHI
Natal bukan 1 Januari
Kalender Masehi / Kalender Surya yang kita pakai sekarang ini ditetapkan oleh Julius Caesar pada tahun 47 Sebelum Masehi ( Sebelum Natal pertama ), jadi 1 Januari pertama ditetapkan bukan pada hari Natal tetapi 47 tahun sebelum Kristus lahir, sehingga kelahiran tahun baru 1 Januari, 47 tahun mendahului Natal pertama. sehingga Natal bukan 1 Januari. Kalender yang ditetapkan Julus Caesar disebut Kalender Julian.
Kalender Julian diperbaiki pada tahun 325 Masehi
Konsili di Nicea pada tahun 325 Masehi memperbaiki dengan memajukan 3 hari karena setap 128 tahun terjadi kesalahan 1 hari, hal ini karena ada perbedaan evolusi bumi terhadap matahari sebesar 14 detk dalam 1 tahum, antara tahun Julian dan tahun matahari
Perbaikan kedua pada tahun 1582 Masehi
Paus Gregorius pada tahun 1582 membatalkan 10 hari kalender Julian supaya tidak terjadi kesalahan lagi maka ditambahkan ketentuan tahun kabisat adalah tahun yang habis dibagi 4 dan hanya tahun abad yang angkanya habis dibagi 400. Hasilnya hari Kamis tanggal 4 Oktober 1582 diumumkan bahwa keesokan hari bukan tanggal 5, pada hari Jumatnya, tetapi tanggal 15 Oktober 1582. Kalender ini dinamakan kalender Gregorian.
Natal menjadi timestone perhitungan waktu
Natal menjadi timestone / tonggak waktu (pusat perhitungan waktu) sebelum dan sesudah Masehi, sehingga Natal menjadi sentral perputaran atau siklus waktu secara internasional dan universal.
Ungkapan Dr H. Gratten Guiness :
“Alkitab merupakan peta sejarah, yang memberikan gambaran berisi pemandangan-pemandangan tentang jalannya peristiwa-peristiwa,mulai dari kejadian dan kejatuhan manusia sampai kepada penghukuman yang terakhir dan pentahbisan langit dan bumi yang baru. Yang diperlihatkan bukan sekadar peristiwa-peristiwa saja, tapi moral dan motif perbuatan tokoh-toloh yang memegang peranan dalam peristiwa-perstiwa itu dan akibatnya. Diperlihatkan dalam rangka sebab akibat, sehingga kalau terpisah dari Alkitab maka sejarah merupakan suatu pemandangan yang tidak berujung pangkal, ibarat sungai tak berhulu dan tak berhilir.”
Perjanjian Lama
Perjanjian Lama ditulis sekitar 30 orang dalam jangka waktu 1200 tahun dari tempat yang berlainan, ditujukan kepada berbagai jenis golongan dengan bermacam-macam maksud dan tanpa mengira bahwa tulisannya itu akan tersimpan sepanjang zaman dan terhimpun dalam satu kesatuan yang dinamakan Perjanjian Lama, sehingga setiap penulis dipimpin dan digerakkan oleh Allah Yang Maha Kuasa sesuai dengan rencanaNya.
Perjanjian Baru
Perjanjian Baru merupakan gerbang ajaib yang menjadi pintu masuk ke dalam kebenaran yang menyelamatkan dan kebahagiaan yang abadi Kita akan membaca dan mengenal serta memahami tentang kelahiran, kehidupan, kematian kebangkitan, dan kenaikan Tuhan Yesus Kristus, yang secara historis tercatat dalam keempat Injil, secara rohani ditafsirkan dan diterangkan dalam Kisah Para Rasul, dan Surat-surat kiriman, sedang sesuatu yang akan datang dinyatakan dalam Kitab Wahyu.
DARI USAHA MANUSIA DIUBAH ATAS KASIH KARUNIANYA
Allah bertindak dalam kasih karunia terlebih dahulu, kita kemudian merespons Dia
Kemurahan Allah menuntun kita kepada pertobatan, sehingga kesabaran Tuhan memotivasi kita umtuk bertobat. Allah mengekspresikan kasih karunia dan setiaNya kepada kita dan kita merespons dalam iman dan ketaatan. Jadi bukan usaha kita tetapi kasih karunia dan setiaNta tidak bersyarat menghasilkan pertobatan dan pengudusan yang senantiasa disempurnakan olehNya
Yesus Kristus adalah kasih karunia Allah
“Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus” (Yoh 1 : 17). Kasih karunia dan kebenaran ada dalam keharmonisan yang seimbang dan saling mengisi. Kasih karunia dan kebenaran berada dalam persekutuam kita sepanjamg waktu sehingga menyebabkan kita ingin menjalani gaya hidup yang senantiasa memuliakam Dia.
NATAL MENJAWAB KERNDUAN YANG TIDAK TERPENUHI
Perjanjian Lama memuat nilai rohani yang tidak ada taranya, sehingga orang Yahudi samgat membanggakannya, tetapi tidak ada jawaban yang jelas dan menentukan tentang gentingnya dosa, kesakitan, kematian dan akhirat, sehingga kita tetap merintih seperti Ayub :”Ah, semoga aku tahu mendapatkan Dia.” (Ayub 23 : 23). Sehingga dalam Perjanjian lama kita mendapati kerinduan yang tidak terpenuhi. Perjanjian Baru menjawab dengan pengajaran tentang kasih, kebapaan Allah. Bukan hanya nampak naik ke surga tetapi juga mencurahkan Roh Kudus, yang datang untuk berdiam di dalam hati orang-orang yang diselamatkanNya, sehingga Natal mengenapi / menjawab kerinduan yang tidak terpenuhi dalam Perjanjian Lama.
NATAL REALISASI ALLAH MEMBUKA HATINYA
Kesepuluh Firman diawali dengan delapan larangan dengan kata jangan, kemudian ingatlah dan kuduskanlah, serta hormatilah maka dapat kita memahami hal tersebut adalah untuk membuka hati manusia. Sedang dalam Perjanjian Baru :”Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau namakan DIa Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka.” (Mat 1 : 21). “Dan karena kehendakNya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.” (Ibr 10:10). Atas kehendakNya sehingga kita bersyukur karena Allah telah berkenan membuka hati untuk menyelamatkan kita.
NATAL MENGHASILKAN KESELAMATAN
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yamg kekal.” (Yoh 3 : 16).
Karena kasih Allah menjangkau turun kepada kita diawali dengan Natal; menghasilkan keselamatan umatNya, dan tidak mungkin kita capai dengan kekuatan kita sendiri. Melalui iman realitas obyektif dari pekerjaanNya yang telah selesai menjadi realitas subyektif kehidupan kita. Pujian iman kita tidak layak kita terima, karena itu adalah anugerah Allah.dan bukan sesuatu yang dicapai dengan ketetapan hati kita sendiri. Sebelum kita menginginkan Allah, Dia menginginkan kita. Keselamatam tidak membutuhkan pengertian yang sempurna dari pihak kita, tetapi Allah mencari hati yang tulus, bukan kepala yang sempurna. Kita memulai perjalanan hidup dengan memberikan kepada Allah segala kemuliaan atas pekerjaanNya, hidup rendah hati oleh iman di dalam Dia, Kehidupan kita sehari-hari menjadi suatu perpanjangan yang alami dari cara kita suatu perjalanan kasih karunia yang sejati.
NATAL PEMBARUAN KEHIDUPAN
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus ,ia adalah ciptaan baru yang lama sudah berlalu,sesungguhnya yang baru sudah datang.” ( 2 K0r 5 : 17 )
“Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak. Kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” ( Kol 3 : 3-4 ).
Kebenaran tidak ditentukan oleh perasaan kita, pendapat orang lain, dan juga perilaku kita., tetapi ditentukan oleh apa yang Allah katakan tentang jati diri kita. Untuk mengerti keselamatan dengan tepat, kita harus terlebih dahulu memahami dengan jelas kebutuhan manusia akan keselamatan Kita perlu mengerti dan percaya pada kuasa kebangkitan Yesus Kristus dan kemampuan Allah Allah untuk mengubah kita oleh kuasa itu. Kita mati bagi realita dari pekerjaanNya yang sudah selesai dan perlu percaya pada apa yang telah Ia selesaikan. Yesus datang ke dunia, orang-orang yang tentunya membutujkan pengampunan, tetapi bukan itu satu-satunya masalah kita. Bahkan itu bukan masalah terbesar kita. Apa yang dibutuhkan kebutuhan orang mati? Jawabnya hanya satu yaitu perlu kehidupan! “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasihNya yang besar, yang dilimpahkanNya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita, oleh kasih karunia kamu diselamatkan.” (Kol 2 : 4-5).
Dengan proses menghidupkan kita di dalam Kristus. Ia menciptakan sesuatu yang bebar-benar baru tidak hanya mengubah ciptaan yang lama. Ia menciptakan sesuatu yang benar-benar baru dengan membuat kehiduoan lama kita mati dan memberikan kita kehidupan baru sebagai gantinya, sehingga kita telah dikuduskan, Paulus memberi tahu jemaat Galatia bahwa Allah mematikan orang berdosa bersama dengan Yesus Kristus di kayu salib dan menciptakan seseorang yang benar-benar baru, (perlu kita lihat Gal 2 : 20). Sebagai contoh Allah mengambil Saulus lama, si pendosa, yang akar rohaninya berasal dari keluarga Adam dan menyalibkan dia bersama dengan Yesus Kristus, mematikan manusia lama itu sekali untuk selamanya.
Kemudian melalui kebangkitan Yesus Kristus, Allah membangkitkan dia, menciptakan dia kembali sebagai Paulus, si orang yang dikuduskan, dan menaruh di ke dalam keluarga Yesus Kristus. Hal yang sama terjadi pada diri kita, termasuk dalam karya Kristus di atas kayu salib sama yang terjadi pada Paulus. Kita adalah orang yang dikuduskan, sekarang kita adalah anak Allah/ maha karya Ilahi. Perjanjian Baru menyebut kita orang kudus sebanyak 65 kali. Allah memangil kita orang yang dikuduskan/ orang kudus di dalam Yesus Kristus. Dengan mempercayai kebenaran ini akan memotivasi kita hidup yang dikuduskan. Oleh pekerjaan Kristus kita telah diubahkan menjadi ciptaan baru yang disebut orang yang dikuduskan, identititas kita di dalam Kristus.
NATAL MENCAPAI DAMAI SEJAHTERA
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” ( 2 Tes 5 : 23 ).
Allah adalah damai sejahtera, sehingga misi Tuhan Yesus adalah memberikan damai sejahtera yang melampaui segala akal, sehingga tubuh, jiwa dan roh orang percaya terpelihara dengan sempurna, dan karya Tuhan Yesus tidak hanya mengampuni tetapi mengubah/ mengembalikan orang percaya menjadi menurut gambar dan rupa Allah, dan orang beriman memiliki tujuh hal yang merupakan kemuliaan yang tinggi yaitu dalam kesucian yang sempurna, pemerintahan yang sempurna, ibadah yang sempurna, penglihatan yang sempurna, kesrupaan yang sempurna, pengertian yang sempurna dan kebahagian yang sempurna. Kesempurnaan telah terbuka! Marilah kita menutup dengan doa, dalam kerinduan kita bersama: DATANGLAH TUHAN TESUS, HALELUYA, AMIN. JS/PI.
Perayaan Natal Sebagai Sarana Pekabaran Injil
Kalau kita membaca judul di atas pasti banyak yang bimbang dan ragu, apa iya Perayaan Natal kok bisa jadi sarana Pekabaran Injil. Yang kita lihat perayaan Natal selama ini lebih banyak ditujukan untuk bersukaria sesama jemaat atau keluarga untuk menyambut kelahiran Yesus. Bahkan banyak juga yang cuma ikut-ikutan Natalan dengan berhura-hura dan berpesta ria, padahal kenal Yesus juga enggak. Tapi itu sekarang, terutama terjadi di kota-kota besar saja.
Marilah kita tengok pada waktu yang lampau dan kita simak catatan WH Reksosoebroto sbb.:
Sekitar 60 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1954 di Pakem-Yogyakarta perayaan Natal diselenggarakan beberapa kali.
Perayaan Natal di Tegalsari pada tanggal 20 Desember1954 diselenggarakan oleh Bp. RS Martowijoto di rumahnya, pukul 14.30-17.00. Perayaan Natal ini disediakan untuk para tetangganya. Semua tetangga dalam satu dukuh, pria dan wanita diundang datang, kira-kira ada limapuluhan orang. Para tetangga itu tidak semuanya Kristen, karena diseluruh Tegalsari yang Kristen hanya keluarga RS Martowijoto saja. Oleh karena itu ketika bernyanyi juga hanya beberapa warga jemaat saja yang ketika itu hadir disitu yang bernyanyi. Pada saat-saat seperti itu, ketika kita bersukacita karena datangnya Sang Juru Selamat, kita juga merasa sedih didalam hati karena gema nyanyian hanya terdengar lirih, padahal jumlah orang yang hadir disitu cukup banyak. Pada tiap-tiap tahun keluarga RS Martowijoto tentu menyelenggarakan perayaan Natal, dan para tetangganya juga berkenan hadir. Namun nampaknya ya asal hadir saja. Semoga saja juga menjadi kemuliaan Tuhan.
Kecuali pukul 14.30-17.00, keluarga RS Martowijoto juga menyelenggarakan Natal pada hari itu juga pukul 19.30-22.00 yang dihadiri oleh Bapak Asisten Wedana (Camat) Pakem, Mantri Polisi, Penilik Sekolah Rakyat, Guru-guru SMP dan SR, serta tamu-tamu lainnya yang tergolong orang-orang terpelajar. Yang bukan Kristen yang hadir pada waktu itu sekitar 130 orang, pria dan wanita namun yang wanita hanya beberapa orang saja. Jadi jumlah yang hadir lebih banyak daripada yang siang hari. Perayaan Natal yang malam hari rasanya lebih memuaskan, karena ketika dijelaskan tentang pentingnya Tuhan Yesus datang ke dunia, mereka nampak memperhatikan. Suasananya aman dan damai. Perayaan ini memang lebih meriah, karena para Jururawat dari Sanatorium Pakem juga datang hadir, sehingga mendengarkan gema nyanyian-nyanyian dan sumbangan Paduan Suara, hati merasa lebih puas. Yang perlu ditambahkan disini ialah bahwa yang mengatur tempat dan hiasan pada pohon Natal adalah guru-guru yang belum Kristen, hanya karena Bapak RS Martowijoto kenal baik dengan mereka. Semoga hati mereka dibuka oleh Tuhan Roh Kudus sendiri. Biaya untuk perayaan siang dan malam ini ditanggung oleh keluarga Bapak RS Martowijoto sendiri. Kira-kira habis limaratusan rupiah kalau dihitung dengan uang. Perayaan Natal ini diselenggarakan tiap tahun. Maka apabila sudah tanggal tua di bulan Desember nampaknya masih sepi saja, tentu Bapak RS Martowijoto ditanya oleh orang banyak, mengapa masih sepi-sepi saja.
Pada hari Kamis tanggal 23 Desember 1954 bertempat di gereja Sanatorium, Persekutuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) juga menyelenggarakan perayaan Natal, bersama-sama dengan anak-anak Sekolah Minggu dan kursus menjahit (naaikrans) pada pukul 15.00-18.00. Tamu yang hadir kira-kira 160 orang. Dari jumlah itu yang Kristen hanya 50 orang saja. Jadi yang belum Kristen ada 110 orang, seluruhnya wanita. Memang ada beberapa pria, yaitu dari pemerintah Kelurahan. Kebanyakan tamu yang hadir itu rumahnya jauh, sehingga tidak sedikit yang pamit pulang sebelum usai, karena takut kehabisan bis. Akan tetapi tetap menyenangkan, karena meski jauh mereka memerlukan hadir, apalagi biasanya wanita itu mempunyai alasan yang jelas, ialah repot mengurus anak. Perayaan ini menghabiskan biaya Rp 515,- Jumlah itu diperoleh dari iuran para warga PWKI sendiri ditambah dari kelompok Penelaahan Alkitab (PA) Wanita di Sanatorium dan Ngangkruksari, dari Sekolah Minggu, dari kursus menjahit dan dari Dr. PJ Zuidema. Jemaat Pakem sendiri membantu Rp 75,- Seusai perayaan, anak-anak kursus menjahit dan Sekolah Minggu diberi hadiah Natal oleh pengurusnya masing-masing. Jumlah anak Sekolah Minggu di Pakem cuma sedikit yaitu 25 anak dan hanya satu kelas. Dari jumlah itu yang belum Kristen 13 anak. Kalau jemaat merenungkan akan hal itu dan disekitarnya ada cukup banyak anak-anak, lalu sering timbul keinginan, semoga di Pakem ada sekolah Kristen. Majelis jemaat sendiri merasa tidak mampu memikirkan hal itu, karena tentu akan buntu bila sampai pada masalah dana dan tenaga. Sedang Pekabaran Injil dirasa akan lebih efisien diarahkan kepada anak-anak daripada kepada orang tua, karena yang tua sukanya berjudi. Untuk perayaan Natal ini Sekolah Minggu mengiur Rp 45,- kepada PWKI. Untuk hadiah Natal anak-anak Sekolah Minggu dikeluarkan Rp 46,25. Hadiah itu ada yang berupa Kidungipun Pasamuan Kristen (7 buah) dengan harapan akan dapat mereka pakai dalam kebaktian Minggu. Setiap anak yang hadir (kursus menjahit, Sekolah Minggu, anaknya tamu undangan) masing-masing dihadiahi sebuah gambar dari cerita Sejarah Suci.
Hari Jumat tanggal 24 Desember1954 pukul 19.30-22.00 perayaan Natal diselenggarakan oleh Sanatorium, khusus untuk para pasien. Yang mau datang hadir kira-kira 90 orang, hampir seluruhnya belum Kristen. Jumlah itu sudah hampir seluruh pasien, karena pada waktu itu jumlah pasien baru ada seratusan orang lebih sedikit. Pada acara sambutan ada wakil pasien yang maju, atas nama seluruh pasien. Ia adalah siswa Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) yang pandai bicara. Dia mengatakan turut bergembira, serta memuji kebaikan Tuhan Yesus yaitu: Tuhan Yesus itu orang yang baik, yang layak dicontoh. Jadi belum menerima, bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselamat. Ode Pamungkas. Sumber : Sejarah Gereja Kristen Jawa 1896-1980 .
Marilah kita tengok pada waktu yang lampau dan kita simak catatan WH Reksosoebroto sbb.:
Sekitar 60 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1954 di Pakem-Yogyakarta perayaan Natal diselenggarakan beberapa kali.
Perayaan Natal di Tegalsari pada tanggal 20 Desember1954 diselenggarakan oleh Bp. RS Martowijoto di rumahnya, pukul 14.30-17.00. Perayaan Natal ini disediakan untuk para tetangganya. Semua tetangga dalam satu dukuh, pria dan wanita diundang datang, kira-kira ada limapuluhan orang. Para tetangga itu tidak semuanya Kristen, karena diseluruh Tegalsari yang Kristen hanya keluarga RS Martowijoto saja. Oleh karena itu ketika bernyanyi juga hanya beberapa warga jemaat saja yang ketika itu hadir disitu yang bernyanyi. Pada saat-saat seperti itu, ketika kita bersukacita karena datangnya Sang Juru Selamat, kita juga merasa sedih didalam hati karena gema nyanyian hanya terdengar lirih, padahal jumlah orang yang hadir disitu cukup banyak. Pada tiap-tiap tahun keluarga RS Martowijoto tentu menyelenggarakan perayaan Natal, dan para tetangganya juga berkenan hadir. Namun nampaknya ya asal hadir saja. Semoga saja juga menjadi kemuliaan Tuhan.
Kecuali pukul 14.30-17.00, keluarga RS Martowijoto juga menyelenggarakan Natal pada hari itu juga pukul 19.30-22.00 yang dihadiri oleh Bapak Asisten Wedana (Camat) Pakem, Mantri Polisi, Penilik Sekolah Rakyat, Guru-guru SMP dan SR, serta tamu-tamu lainnya yang tergolong orang-orang terpelajar. Yang bukan Kristen yang hadir pada waktu itu sekitar 130 orang, pria dan wanita namun yang wanita hanya beberapa orang saja. Jadi jumlah yang hadir lebih banyak daripada yang siang hari. Perayaan Natal yang malam hari rasanya lebih memuaskan, karena ketika dijelaskan tentang pentingnya Tuhan Yesus datang ke dunia, mereka nampak memperhatikan. Suasananya aman dan damai. Perayaan ini memang lebih meriah, karena para Jururawat dari Sanatorium Pakem juga datang hadir, sehingga mendengarkan gema nyanyian-nyanyian dan sumbangan Paduan Suara, hati merasa lebih puas. Yang perlu ditambahkan disini ialah bahwa yang mengatur tempat dan hiasan pada pohon Natal adalah guru-guru yang belum Kristen, hanya karena Bapak RS Martowijoto kenal baik dengan mereka. Semoga hati mereka dibuka oleh Tuhan Roh Kudus sendiri. Biaya untuk perayaan siang dan malam ini ditanggung oleh keluarga Bapak RS Martowijoto sendiri. Kira-kira habis limaratusan rupiah kalau dihitung dengan uang. Perayaan Natal ini diselenggarakan tiap tahun. Maka apabila sudah tanggal tua di bulan Desember nampaknya masih sepi saja, tentu Bapak RS Martowijoto ditanya oleh orang banyak, mengapa masih sepi-sepi saja.
Pada hari Kamis tanggal 23 Desember 1954 bertempat di gereja Sanatorium, Persekutuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) juga menyelenggarakan perayaan Natal, bersama-sama dengan anak-anak Sekolah Minggu dan kursus menjahit (naaikrans) pada pukul 15.00-18.00. Tamu yang hadir kira-kira 160 orang. Dari jumlah itu yang Kristen hanya 50 orang saja. Jadi yang belum Kristen ada 110 orang, seluruhnya wanita. Memang ada beberapa pria, yaitu dari pemerintah Kelurahan. Kebanyakan tamu yang hadir itu rumahnya jauh, sehingga tidak sedikit yang pamit pulang sebelum usai, karena takut kehabisan bis. Akan tetapi tetap menyenangkan, karena meski jauh mereka memerlukan hadir, apalagi biasanya wanita itu mempunyai alasan yang jelas, ialah repot mengurus anak. Perayaan ini menghabiskan biaya Rp 515,- Jumlah itu diperoleh dari iuran para warga PWKI sendiri ditambah dari kelompok Penelaahan Alkitab (PA) Wanita di Sanatorium dan Ngangkruksari, dari Sekolah Minggu, dari kursus menjahit dan dari Dr. PJ Zuidema. Jemaat Pakem sendiri membantu Rp 75,- Seusai perayaan, anak-anak kursus menjahit dan Sekolah Minggu diberi hadiah Natal oleh pengurusnya masing-masing. Jumlah anak Sekolah Minggu di Pakem cuma sedikit yaitu 25 anak dan hanya satu kelas. Dari jumlah itu yang belum Kristen 13 anak. Kalau jemaat merenungkan akan hal itu dan disekitarnya ada cukup banyak anak-anak, lalu sering timbul keinginan, semoga di Pakem ada sekolah Kristen. Majelis jemaat sendiri merasa tidak mampu memikirkan hal itu, karena tentu akan buntu bila sampai pada masalah dana dan tenaga. Sedang Pekabaran Injil dirasa akan lebih efisien diarahkan kepada anak-anak daripada kepada orang tua, karena yang tua sukanya berjudi. Untuk perayaan Natal ini Sekolah Minggu mengiur Rp 45,- kepada PWKI. Untuk hadiah Natal anak-anak Sekolah Minggu dikeluarkan Rp 46,25. Hadiah itu ada yang berupa Kidungipun Pasamuan Kristen (7 buah) dengan harapan akan dapat mereka pakai dalam kebaktian Minggu. Setiap anak yang hadir (kursus menjahit, Sekolah Minggu, anaknya tamu undangan) masing-masing dihadiahi sebuah gambar dari cerita Sejarah Suci.
Hari Jumat tanggal 24 Desember1954 pukul 19.30-22.00 perayaan Natal diselenggarakan oleh Sanatorium, khusus untuk para pasien. Yang mau datang hadir kira-kira 90 orang, hampir seluruhnya belum Kristen. Jumlah itu sudah hampir seluruh pasien, karena pada waktu itu jumlah pasien baru ada seratusan orang lebih sedikit. Pada acara sambutan ada wakil pasien yang maju, atas nama seluruh pasien. Ia adalah siswa Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) yang pandai bicara. Dia mengatakan turut bergembira, serta memuji kebaikan Tuhan Yesus yaitu: Tuhan Yesus itu orang yang baik, yang layak dicontoh. Jadi belum menerima, bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselamat. Ode Pamungkas. Sumber : Sejarah Gereja Kristen Jawa 1896-1980 .
Nehemia Idol
Di Sabtu pagi 6 Desember’14 itu gedung gereja Nehemia sudah banyak jemaat yang hadir dalam rangka mengikuti lomba menyanyi solo atau Nehemia Idol yang diselenggarakan oleh Panitia Natal yang kali ini dilaksanakan oleh wilayah Pondok Indah. Lomba kali ini hanya diikuti oleh tiga orang anak untuk kategori anak dan tigapuluh orang untuk kategori 50 tahun keatas. Minimnya peserta anak karena bersamaan dengan ulangan umum di sekolah mereka masing-masing, sementara untuk kategori seket munggah diikuti 30 peserta yang didominasi peserta yang sweet alias sewidak munggah. Bahkan pak Siswoyo yang berusia hampir 90 tahun berkenan untuk meramaikan lomba ini sebagai peserta tertua.
Jauh hari hal ini sudah diumumkan oleh Panitia dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Namun kami yakin bukan karena hdiah itu maka mereka dengan sukacita mengikuti lomba tersebut. Beberapa waktu sebelum mengikuti lomba mereka diberi kesempatan untuk berlatih dengan iringan musik dan juga untuk menentukan tinggi nada yang diambil. Lagu Dalu Suci merupakan lagu wajib, sementara untuk lagu pilihan sudah disediakan oleh Panitia dan mereka tinggal memilih saja mana yang cocok. Tidak tanggung-tanggung kali ini Panitia mendatangkan juri bertaraf Nasional dari Yamuger (Yayasan Musik Gereja Indonesia) tempat para pencipta dan penggubah lagu bermukim. Hal ini sengaja dilakukan agar para peserta yang merasa sudah pintar menyanyi dan sering tampil di gereja tidak nggrundel manakala tidak terpilih sebagai penyanyi terbaik. Karena hasil penilaian para juri Nasional ini pastilah tidak diragukan lagi.
Pagi itu para peserta berdandan cukup rapi bahkan beberapa nenek berdandan cukup ngejreng untuk tampil menarik dalam lomba. Maklum karena baru kali inilah lomba itu bisa dilaksanakan. Acara didahului do’a oleh Pdt. Lusindo dan diteruskan sambutan Ketua Majelis pak Andreas sebagai tanda dimulainya lomba tersebut dengan memukul gong. Tiga anak tampil secara bergantian mengawali lomba ini dengan suara yang bersih dan bening ciri khas suara anak-anak, sementara satu persatu peserta seket munggah naik ke panggung membawakan lagu wajib dan pilihan. Mungkin karena demam panggung atau grogy karena tempat duduk para juri begitu dekat sehingga beberapa diantaranya keliru dalam bernyanyi. Salah seorang peserta dengan mantapnya menyanyi lagu Malam Kudus, padahal semestinya Dalu Suci. Menyadari kesalahannya, segera tangannya dimasukkan ke kantong celana untuk menenangkan diri dan ternyata ketika bait terakhir malah lupa syairnya. Ada pula yang menyanyi dengan mantap lagu wajibnya, tetapi giliran menyanyikan lagu pilihan juga sempat terhenti karena lupa syairnya. Yang lebih seru ketika seorang peserta mungkin karena demam panggung mengawali lagu wajib dengan Maa . . (maksudnya Malam Kudus) tetapi begitu menyadai kekeliruannya segera diteruskan dengan . . lu suci, sehingga bunyi lagunya terdengar Ma . . lu suci. Tak pelak mengundang senyum para hadirin dan peserta yang lain karena oleh Panitia dilarang tertawa. Memang beberapa peserta lupa syairnya ditengah menyanyikan lagu karena mereka harus hafal tanpa teks. Peserta yang lain terutama beberapa ibu tampil dengan gayanya yang habis-habisan sambil menghayati lagu yang dinyanyikan berharap dapat nilai tambah dari para juri.
Diakhir acara lomba sementara para juri bersidang diramaikan dengan pembagian doorprize dan hadiah menebak teka-teki. Hasil penilaian juri untuk kategori anak muncul sebagi penyanyi terbaik Caca Tobing dan untuk kategori seket munggah ibu Endah Buce tampil sebagai penyanyi terbaik mengalahkan para penyanyi handal lainnya. Sementara penyanyi favourit terpilih pak Siswoyo dari wilayah Radio Dalam. Selamat ber-idol untuk tahun berikutnya.
Jauh hari hal ini sudah diumumkan oleh Panitia dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Namun kami yakin bukan karena hdiah itu maka mereka dengan sukacita mengikuti lomba tersebut. Beberapa waktu sebelum mengikuti lomba mereka diberi kesempatan untuk berlatih dengan iringan musik dan juga untuk menentukan tinggi nada yang diambil. Lagu Dalu Suci merupakan lagu wajib, sementara untuk lagu pilihan sudah disediakan oleh Panitia dan mereka tinggal memilih saja mana yang cocok. Tidak tanggung-tanggung kali ini Panitia mendatangkan juri bertaraf Nasional dari Yamuger (Yayasan Musik Gereja Indonesia) tempat para pencipta dan penggubah lagu bermukim. Hal ini sengaja dilakukan agar para peserta yang merasa sudah pintar menyanyi dan sering tampil di gereja tidak nggrundel manakala tidak terpilih sebagai penyanyi terbaik. Karena hasil penilaian para juri Nasional ini pastilah tidak diragukan lagi.
Pagi itu para peserta berdandan cukup rapi bahkan beberapa nenek berdandan cukup ngejreng untuk tampil menarik dalam lomba. Maklum karena baru kali inilah lomba itu bisa dilaksanakan. Acara didahului do’a oleh Pdt. Lusindo dan diteruskan sambutan Ketua Majelis pak Andreas sebagai tanda dimulainya lomba tersebut dengan memukul gong. Tiga anak tampil secara bergantian mengawali lomba ini dengan suara yang bersih dan bening ciri khas suara anak-anak, sementara satu persatu peserta seket munggah naik ke panggung membawakan lagu wajib dan pilihan. Mungkin karena demam panggung atau grogy karena tempat duduk para juri begitu dekat sehingga beberapa diantaranya keliru dalam bernyanyi. Salah seorang peserta dengan mantapnya menyanyi lagu Malam Kudus, padahal semestinya Dalu Suci. Menyadari kesalahannya, segera tangannya dimasukkan ke kantong celana untuk menenangkan diri dan ternyata ketika bait terakhir malah lupa syairnya. Ada pula yang menyanyi dengan mantap lagu wajibnya, tetapi giliran menyanyikan lagu pilihan juga sempat terhenti karena lupa syairnya. Yang lebih seru ketika seorang peserta mungkin karena demam panggung mengawali lagu wajib dengan Maa . . (maksudnya Malam Kudus) tetapi begitu menyadai kekeliruannya segera diteruskan dengan . . lu suci, sehingga bunyi lagunya terdengar Ma . . lu suci. Tak pelak mengundang senyum para hadirin dan peserta yang lain karena oleh Panitia dilarang tertawa. Memang beberapa peserta lupa syairnya ditengah menyanyikan lagu karena mereka harus hafal tanpa teks. Peserta yang lain terutama beberapa ibu tampil dengan gayanya yang habis-habisan sambil menghayati lagu yang dinyanyikan berharap dapat nilai tambah dari para juri.
Diakhir acara lomba sementara para juri bersidang diramaikan dengan pembagian doorprize dan hadiah menebak teka-teki. Hasil penilaian juri untuk kategori anak muncul sebagi penyanyi terbaik Caca Tobing dan untuk kategori seket munggah ibu Endah Buce tampil sebagai penyanyi terbaik mengalahkan para penyanyi handal lainnya. Sementara penyanyi favourit terpilih pak Siswoyo dari wilayah Radio Dalam. Selamat ber-idol untuk tahun berikutnya.
Natal Adiyuswa
Di pagi hari yang sejuk karena guyuran hujan pada malam harinya membuat Ibu dan Bapa Adiyuswa segar dan ceria apalagi mengenakan baju merah untuk bersama-sama memperingati Natal, pada Jum’at 12 Desember 2014, sehingga jam 8.00 sudah tiba di GKJ Nehemia. Pada jam 8.30 dengan kesepakatan bersama Bu Darius dan Bu Tarno mencari angkot ke terminal, masuklah si baju merah ke dalam angkot menuju rumah Ibu Sumarwi Sutopo Paulus di jln Galuh No. 15B.
Supir angkot sempat berseloroh “senang mengangkut nenek-nenek berbaju merah, sayangnya gak ada yg cantik“, membuat terbahak-bahak Ibu dan Bapak yg mendengar hal tersebut. Sampailah dua angkot di tempat tujuan. Ternyata Bapak Kristanto sedang sibuk menyiapkan sound system. Bp dan Ibu Yanti Supardi mendampingi Ibu Sumarwi Sutopo untuk menyambut para tamu. Ada juga yang menggunakan kendaraan pribadi.
Acara dimulai tepat pada pukul 10.00 dipandu oleh MC Ibu Yanti Supardi dengan pembukaan menyanyikan besama “Mars Adiyuswa” dengan conductor Bp. Sugiarto. Ketua komisi Adiyuswa dilanjutkan dengan penyalaan lilin oleh Ibu Soerato dan majelis piket Bp. Gatot Konsepsi, kebaktian dipimpin oleh Pdt Agus Hendratmo M.Th, lektor oleh Ibu Yanti Supardi. Tema Natal “Firman itu diam di antara kita” (Yoh 1 -14). Sub Tema “Dengan Natal Adiyuswa semakin berbuat, semangat dan melayani”.
Bpk Pdt Agus Hendratmo M.Th antara lain menjelaskan dari buku “90% penyakit bisa sembuh oleh Dr Spesialis bedah otak.” Mengapa kita jadi sakit karena tidak melakukan apa yang diketahui misalnya, duduk terlalu lama s.d 2 jam tanpa kegiatan jadi timbul masalah. Supaya sehat antara lain jalan 6.000 langkah dalam 1 hari.
1. Allah tinggal di dalam manusia dengan lahir di dunia dan memberi contoh dari perbuatan dan kehidupan Kristus.
2. Semangat :
- Dalam melakukan segala sesuatu tak perlu buru-buru
- Lakukan kegiatan yang jadi hoby anda
- Cari teman yang banyak
- Pergi bertamasya
3. Allah ke dunia untuk melayani :
- Kita punya kemampuan yang diubah untuk melayani
- Dalam pelayanan perhatikan fisik kita
- Kegiatan pelayanan yang menggunakan fisik serahkan pada yang muda
Pada kebaktian dilaksanakan :
• Persembahan pujian oleh P.S. Penabur Dengan lagu “Di Malam Sunyi Bergema” dan “Raja Segenap Alam”
• Persembahan didoakan oleh Bp. Sukiyo
• Uang yang terkumpul Rp. 806.000,-
Jam 12.30 kebaktian usai dilanjutkan dengan acara perayaan dengan :
• MC Bu Ester Darius
• Sambutan Majelis Piket Bp. Gatot Konsepsi
• Sambutan ketua Bp. Soegiarto DS
• Puisi oleh Ibu Hardono
• Persembahan Pujian dari :
- Juara 3 Nehemia Idol : Ibu Mulyadi
- Juara Favorite Nehemia Idol : Bp. Siswoyo
• Drama Natal 1* : Yusuf Maria cari penginapan, 3 gembala mengikuti bintang dan malaikat menemui mereka.
• Pak Rusmin mengajak hadirin menyanyi “Haleluya” dan persembahan pujian “Holy Night”.
• Kwartet : Bu Yanto, Bu Tarno, Bu Mulyadi, Bu Yayuk, diringi : Bp. Singgih-Ketipung, Bp Ragil-Selo, Bp Sugiarto-Cuk, dengan lagu “Maranatha”.
• Adegan drama ke 2* : Maria sudah melahirkan Yesus didampingi Yusuf, gembala bersujud, 3 orang Majus memberikan persembahan pada Yesus dan Malaikat memberkati.
Ternyata pada perayaan Natal Adiyuswa ini bersamaan dengan ulang tahun Ibu Sumarwi Sutopo yang ke 84 th, jadi dilakukan :
• Penyalaan lilin pada kue ulang tahunnya diiringi menyanyi “Selamat Ulang Tahun” dan “Happy Birthday” oleh yang hadir.
• Pemotongan kue dan diberikan kepada Bp. Pendeta dan Ibu Surato.
• Juga tujuh bulanan cucu Ibu Sumarwi Sutopo, sehingga semua menikmati es teller dan rujak yang sebelumnya didoakan oleh Bp. Yacub.
• Makan siang disajikan dari Hoka-Hoka Bento.
• Sambil santap siang diiringi pujian oleh Ibu Mulyadi.
Acara selesai dan yang hadir pulang masing-masing dengan wajah yang gembira karena berkat rohani dan jasmani.
*) Pemain :
Yusuf : Ibu Eko Susanto
Maria : Ibu Hardono
Malaikat : Ibu Dora
Para Gembala : Ibu Yayuk, Ibu Santo, Ibu Tarno
Orang Majus : Ibu Vien, Ibu Yanti Supardi, Ibu Sugeng. Djani PAS.
Supir angkot sempat berseloroh “senang mengangkut nenek-nenek berbaju merah, sayangnya gak ada yg cantik“, membuat terbahak-bahak Ibu dan Bapak yg mendengar hal tersebut. Sampailah dua angkot di tempat tujuan. Ternyata Bapak Kristanto sedang sibuk menyiapkan sound system. Bp dan Ibu Yanti Supardi mendampingi Ibu Sumarwi Sutopo untuk menyambut para tamu. Ada juga yang menggunakan kendaraan pribadi.
Acara dimulai tepat pada pukul 10.00 dipandu oleh MC Ibu Yanti Supardi dengan pembukaan menyanyikan besama “Mars Adiyuswa” dengan conductor Bp. Sugiarto. Ketua komisi Adiyuswa dilanjutkan dengan penyalaan lilin oleh Ibu Soerato dan majelis piket Bp. Gatot Konsepsi, kebaktian dipimpin oleh Pdt Agus Hendratmo M.Th, lektor oleh Ibu Yanti Supardi. Tema Natal “Firman itu diam di antara kita” (Yoh 1 -14). Sub Tema “Dengan Natal Adiyuswa semakin berbuat, semangat dan melayani”.
Bpk Pdt Agus Hendratmo M.Th antara lain menjelaskan dari buku “90% penyakit bisa sembuh oleh Dr Spesialis bedah otak.” Mengapa kita jadi sakit karena tidak melakukan apa yang diketahui misalnya, duduk terlalu lama s.d 2 jam tanpa kegiatan jadi timbul masalah. Supaya sehat antara lain jalan 6.000 langkah dalam 1 hari.
1. Allah tinggal di dalam manusia dengan lahir di dunia dan memberi contoh dari perbuatan dan kehidupan Kristus.
2. Semangat :
- Dalam melakukan segala sesuatu tak perlu buru-buru
- Lakukan kegiatan yang jadi hoby anda
- Cari teman yang banyak
- Pergi bertamasya
3. Allah ke dunia untuk melayani :
- Kita punya kemampuan yang diubah untuk melayani
- Dalam pelayanan perhatikan fisik kita
- Kegiatan pelayanan yang menggunakan fisik serahkan pada yang muda
Pada kebaktian dilaksanakan :
• Persembahan pujian oleh P.S. Penabur Dengan lagu “Di Malam Sunyi Bergema” dan “Raja Segenap Alam”
• Persembahan didoakan oleh Bp. Sukiyo
• Uang yang terkumpul Rp. 806.000,-
Jam 12.30 kebaktian usai dilanjutkan dengan acara perayaan dengan :
• MC Bu Ester Darius
• Sambutan Majelis Piket Bp. Gatot Konsepsi
• Sambutan ketua Bp. Soegiarto DS
• Puisi oleh Ibu Hardono
• Persembahan Pujian dari :
- Juara 3 Nehemia Idol : Ibu Mulyadi
- Juara Favorite Nehemia Idol : Bp. Siswoyo
• Drama Natal 1* : Yusuf Maria cari penginapan, 3 gembala mengikuti bintang dan malaikat menemui mereka.
• Pak Rusmin mengajak hadirin menyanyi “Haleluya” dan persembahan pujian “Holy Night”.
• Kwartet : Bu Yanto, Bu Tarno, Bu Mulyadi, Bu Yayuk, diringi : Bp. Singgih-Ketipung, Bp Ragil-Selo, Bp Sugiarto-Cuk, dengan lagu “Maranatha”.
• Adegan drama ke 2* : Maria sudah melahirkan Yesus didampingi Yusuf, gembala bersujud, 3 orang Majus memberikan persembahan pada Yesus dan Malaikat memberkati.
Ternyata pada perayaan Natal Adiyuswa ini bersamaan dengan ulang tahun Ibu Sumarwi Sutopo yang ke 84 th, jadi dilakukan :
• Penyalaan lilin pada kue ulang tahunnya diiringi menyanyi “Selamat Ulang Tahun” dan “Happy Birthday” oleh yang hadir.
• Pemotongan kue dan diberikan kepada Bp. Pendeta dan Ibu Surato.
• Juga tujuh bulanan cucu Ibu Sumarwi Sutopo, sehingga semua menikmati es teller dan rujak yang sebelumnya didoakan oleh Bp. Yacub.
• Makan siang disajikan dari Hoka-Hoka Bento.
• Sambil santap siang diiringi pujian oleh Ibu Mulyadi.
Acara selesai dan yang hadir pulang masing-masing dengan wajah yang gembira karena berkat rohani dan jasmani.
*) Pemain :
Yusuf : Ibu Eko Susanto
Maria : Ibu Hardono
Malaikat : Ibu Dora
Para Gembala : Ibu Yayuk, Ibu Santo, Ibu Tarno
Orang Majus : Ibu Vien, Ibu Yanti Supardi, Ibu Sugeng. Djani PAS.
Betlehem- Kota Kelahiran DIA yang Permulaannya Sudah Sejak Purbakala
Betlehem atau Bethlehem (bahasa Arab: Bayt Laḥm, "rumah daging"; bahasa Ibrani: Bet léḥem/Bet láḥem "rumah roti"; bahasa Yunani / Latin Bethleem; bahasa Inggris: Bethlehem) adalah sebuah kota Palestina di Tepi Barat dan merupakan sebuah pusat budaya Palestina dan industri pariwisata. Penduduknya berjumlah + 61.000 jiwa, terdiri dari umat Yahudi, Muslim dan Kristen.
Kota ini memiliki arti penting bagi umat Kristen karena dipercayai sebagai tempat kelahiran Yesus dari Nazaret. Betlehem juga merupakan tempat bagi komunitas Kristen Palestina terbesar di Timur Tengah. Kota ini terletak sekitar 10 km di sebelah selatan Yerusalem, Kota raya Betlehem juga mencakup kota kecil Beit Jala (13.000 jiwa) dan Beit Sahour(12.000 jiwa).
Kota yang terletak di daerah perbukitan di Yehuda, mulanya dinamai Efrata (Kejadian 35:16, 19; Kejadian 48:7; Rut 4:11). Daerah ini juga dinamai Betlehem Efrata (Mikha 5:1), Betlehem-Yehuda (1 Samuel 17:12), dan kota Daud (Lukas 2:4).
Gereja Kelahiran, dibangun oleh Konstantin Agung (tahun 330 M), berdiri di tengah Betlehem di atas sebuah gua yang dalam bahasa Inggris disebut Holy Crypt, dan menurut tradisi Kristen merupakan tempat Yesus Kristus dilahirkan. Ini merupakan gereja Kristen tertua di dunia. Di dekatnya terletak sebuah gua lainnya di mana konon Hieronimus, seorang bapa gereja, menghabiskan tiga puluh tahun hidupnya menterjemahkan Alkitab dari bahasa Yunani ke bahasa Latin
Siapa yang dikenal tercatat dalam sejarah Betlehem ?
Banyak peristiwa yang terjadi di kota Betlehem ini, tetapi hanya beberapa yang dianggap paling populer dan dikenal oleh banyak orang, yaitu :
· Pertama kali dicatat dalam Kitab Suci sebagai tempat Rahel meninggal dan dikuburkan di jalan, tepat di utara kota itu (Kejadian 48:7).
· Kedua, kota ini dikenal sebagai tempat kelahiran Daud, raja kedua Israel. Dan tempat ia diurapi menjadi raja oleh Samuel (1 Samuel 16:4-13).
· Lembah di sebelah timur adalah tempat berlangsungnya kisah Rut orang Moab. Ini adalah ladang-ladang tempat ia memetik gandum, dan jalan yang ditempuhnya ketika ia dan Naomi kembali ke kota (Kitab Rut pasal 1-4).
· Ketiga, yang paling dikenal adalah sebagai tempat kelahiran dari Dia "yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala" (Mikha 5:1). Di sinilah Yesus Kristus yang diberitakan sebagai Mesias yang dinantikan, dilahirkan. (Lukas 2:4; Matius 2:1), meskipun ia kemudian dibesarkan di Nazaret, Galilea. Dan Herodes, setelah kelahiran Yesus, memerintahkan membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah. (Matius 2:16, 18; Yeremia 31:15).
Dari Masa Ke Masa
· Tahun 132-135 : Masa Romawi dan Bizantium. Kota ini hancur pada masa pemberontakan Bar Kokhba dan orang-orang Romawi membangun sebuah tempat suci untuk Adonis di tempat kelahiran Yesus.
· Tahun 326 : “Gereja Kristen pertama dibangun”, ketika Helena, ibunda kaisar Kristen pertama, Konstantin, mengunjungi Betlehem.
· Tahun 529 : pemberontakan Samaria, Betlehem dirampok, dan tembok-tembok kota serta Gereja Kelahiran dihancurkan, namun semuanya itu segera dibangun kembali berdasarkan perintah Kaisar Yustinianus.
· Tahun 614 : Persia menyerbu Palestina dan merebut Betlehem, tetapi mereka “membatalkan rencana menghancurkan Gereja Kelahiran” ketika mereka melihat gambar orang majus yang dilukiskan mengenakan pakaian Persia dalam salah satu mosaik di Gereja itu.
· Tahun 637 : Pemerintahan Arab dan Perang Salib, Yerusalem direbut tentara-tentara Muslim, Kalifah Umar ibn al-Khattab “berjanji bahwa Gereja Kelahiran akan dilestarikan untuk dipakai orang Kristen”.
· Tahun 1099 : Betlehem direbut oleh para Tentara Salib, yang membentenginya dan membangun sebuah biara yang baru di sebelah utara Gereja Kelahiran. Kota itu makmur di bawah pemerintahan mereka.
· Tahun 1100 : Pada hari Natal, Baldwin I, raja Frankia pertama dari Kerajaan Yerusalem, dinobatkan di Betlehem, dan tahun itu, keuskupan Latin juga dibentuk di kota tersebut.
· Tahun 1187 : Saladin merebut Betlehem dari tangan Tentara Salib, dan para rohaniwan Latin dipaksa pergi. Saladin menyetujui kembalinya dua imam dan dua diaken Latin pada 1192. Namun kota itu menderita karena hilangnya bisnis dari para peziarah. Tahun 1229 : Betlehem untuk sementara waktu kembali ke tangan Tentara Salib melalui perjanjian.
· Tahun 1250 : dengan berkuasanya Rukn al-Din Baibars, “toleransi terhadap kekristenan menurun”, para pendeta meninggalkan kota. Tahun 1263 : Tembok-tembok kota dihancurkan. Para agamawan Latin kembali ke kota itu selama abad berikutnya, membentuk biara yang berdampingan dengan Basilika,
· Tahun 1347 : Ordo Fransiskan mendapatkan hak milik atas Gua Kelahiran serta hak untuk menyelenggarakan dan memelihara Basilika itu.
· Tahun 1517 : Di bawah kekuasaan Ottoman, kekuasaan atas Basilika diperebutkan sengit antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks.
· Tahun 1831 : Palestina berada di bawah pemerintahan Muhammad Ali dari Mesir. Pada masa itu, kota ini “mengalami gempa bumi dan penghancuran wilayah Muslim” oleh para pasukan, sebagai pembalasan atas sebuah pembunuhan.
· Tahun 1841 : Betlehem sekali lagi berada di bawah kekuasaan Ottoman, hingga akhir Perang Dunia I dan pemaksaan Mandat Inggris atas Palestina.
· Tahun 1947 : Abad ke-20 sebagai “Betlehem modern”. Dalam resolusi Sidang Umum PBB untuk membagi Palestina, Betlehem dimasukkan dalam enklaf internasional khusus Yerusalem untuk dikuasai oleh PBB.
· Tahun 1948 : Yordania menduduki kota itu pada Perang Arab-Israel . Banyak pengungsi dari daerah-daerah yang direbut oleh pasukan Israel datang ke Betlehem, membangun kemah-kemah di utara kota dekat jalan ke Yerusalem dan di perbukitan di selatan antara kota itu dan Kolam Salomo. Semua ini kemudian menjadi kemah-kemah resmi pengungsi dari Beit Jibrin (al-'Azza) dan 'A'ida di utara dan Deheisheh di selatan. Arus masuk pengungsi ini mengubah demografi Betlehem secara drastis. Yordan mempertahankan kekuasaan atas kota itu hingga tahun 1967.
· Tahun 1967 : ketika Betlehem direbut oleh Israel bersama-sama dengan sisa bagian dari Tepi Barat.
· Tahun 1995 : Menjelang Natal, Betlehem menjadi salah satu wilayah di bawah kekuasaan penuh oleh Otoritas Palestina. Ia menjadi ibukota distrik Betlehem. Populasi Kristen bukan lagi mayoritas penduduk di situ, tetapi sebuah “peraturan khusus mensyaratkan bahwa walikota dan mayoritas dewan kota harus Kristen”.
Komunitas Umat Kristen di Betlehem
Wilayah yang disebut Israel dan Palestina dianggap Tanah Suci oleh orang Kristen. Mayoritas kota suci Kristen seperti Bethlehem, Nazareth dan Yerusalem berada di Israel dan wilayah Palestina. Kedua kota Betlehem dan Nazareth, yang dulunya sangat Kristen, sekarang memiliki mayoritas Muslim. Kristen sekarang terdiri 2,5% dari penduduk Yerusalem. Menurut data sekian tahun yang lalu, di Betlehem penduduk beragama Kristen 80% tetapi saat ini terbalik tinggal 30%. Mereka yang tersisa menyertakan beberapa yang lahir di Kota Tua ketika Kristen di sana merupakan mayoritas. Menurut perkiraan resmi Mandat Inggris, orang Kristen Palestina pada tahun 1922 meliputi 9,5 % dari total populasi dan 7,9 % pada tahun 1946. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak akan ada lagi orang Kristen di tanah suci itu pada tahun 2025.
Penyebab terjadinya eksodus Kristen ini hangat diperdebatkan, dengan berbagai kemungkinan diajukan. Sebagian besar orang Kristen Palestina di diaspora (penyebaran) adalah mereka dan keturunan mereka yang melarikan diri atau diusir selama perang 1948. Saat ini sekitar tiga-perempat dari semua orang Kristen Betlehem tinggal di luar negeri yaitu di Amerika, Eropa, dan banyak orang Kristen Yerusalem tinggal di Sydney, Australia dari pada di Yerusalem. Faktor-faktor ekonomi juga ikut ambil bagian. Warga Kristen, seperti halnya tetangga mereka yang Muslim di kota-kota seperti Bethlehem, menghadapi kesulitan besar dalam mencari penghidupan. Sebagian warga Muslim Palestina juga berimigrasi, namun jumlahnya tidak besar.
Pemimpin Komunitas Kristen Palestina di Kota Betlehem Samir Qumsieh menyatakan makin berkurangnya penganut Kristen di kota kelahiran Yesus itu adalah akibat umat Islam, bukan karena Israel. Dalam pidatonya pada siaran televisi lokal, Qumsieh mengakui konflik di kawasan itu antara Israel dan Palestina ikut mempengaruhi jumlah penganut Kristen. Dia tidak sepenuhnya menyalahkan Israel dan bersikeras mengatakan ancaman terbesar yang dihadapi umat Kristen, yang kini berjumlah sepertiga penduduk Betlehem, antara lain rendahnya tingkat kelahiran, perpindahan penduduk, dan diskriminasi oleh warga muslim. "Diskriminasi itu terjadi sembunyi-sembunyi dan itu lebih membahayakan," kata Qumsieh. Dia mengatakan keluarga Kristen di sana rata-rata hanya memiliki dua anak, kalah jauh dengan rata-rata keluarga muslim. Kondisi saat ini, kata dia, semakin berbahaya karena banyaknya bukti kehadiran jaringan Al Qaidah di kawasan konflik itu.
Kerukunan Beragama
Tetap dilain pihak, menurut Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz N Mehdawi, pada perayaan keagamaan mereka saling membantu; pada saat perayaan Idulfitri penduduk Kristen juga ikut berperan serta dalam acara tersebut. Sebaliknya pada perayaan Natal penduduk beragama Muslim-pun ikut menghias halaman rumahnya dengan lampu-lampu Natal di pohon-pohon cemara dan zaitun di rumahnya. Perayaan Natal dihadiri oleh banyak orang, malahan mayoritas yang hadir adalah umat muslim; jadi seolah-olah acara tersebut sudah merupakan tradisi daerah mereka, Ada organisasi olah raga khusus untuk umat muslim, ternyata ketua federasinya seorang Kristen, jadi meraka tidak mendasarkan pada agama tapi profesionalisme.
Yang menarik kekristenan bukanlah agama impor tetapi lahir di Palestina, agama lain berasal dari luar Palestina. Yesus lahir di Bethlehem, Palestina. Banyak kejadian yang tercatat di Injil, berlatar daerah Palestina. Bahkan, penganut-penganut Kristen awal adalah orang-orang yang punya nenek moyang, yang bisa jadi orang-orang yang pernah bertatap muka dengan Yesus. Kini, ada dua walikota Kristen, Vera Baboun di Bethlehem dan Janet Mikhail di Ramallah. Dari cerita sejarah kota Betlehem ini, kita tidak tahu apa yang terjadi nanti, kita hanya bisa berdoa semoga “damai sejahtera” tetap ada dan wujud kehadiran dan keberadaan Anak Allah tetap menjadi nyata dan memberi berkat bagi semua. (Sumber : Wikipedia, www.betlehem-city.org, dll.) Agus Harjanto.
Kota ini memiliki arti penting bagi umat Kristen karena dipercayai sebagai tempat kelahiran Yesus dari Nazaret. Betlehem juga merupakan tempat bagi komunitas Kristen Palestina terbesar di Timur Tengah. Kota ini terletak sekitar 10 km di sebelah selatan Yerusalem, Kota raya Betlehem juga mencakup kota kecil Beit Jala (13.000 jiwa) dan Beit Sahour(12.000 jiwa).
Kota yang terletak di daerah perbukitan di Yehuda, mulanya dinamai Efrata (Kejadian 35:16, 19; Kejadian 48:7; Rut 4:11). Daerah ini juga dinamai Betlehem Efrata (Mikha 5:1), Betlehem-Yehuda (1 Samuel 17:12), dan kota Daud (Lukas 2:4).
Gereja Kelahiran, dibangun oleh Konstantin Agung (tahun 330 M), berdiri di tengah Betlehem di atas sebuah gua yang dalam bahasa Inggris disebut Holy Crypt, dan menurut tradisi Kristen merupakan tempat Yesus Kristus dilahirkan. Ini merupakan gereja Kristen tertua di dunia. Di dekatnya terletak sebuah gua lainnya di mana konon Hieronimus, seorang bapa gereja, menghabiskan tiga puluh tahun hidupnya menterjemahkan Alkitab dari bahasa Yunani ke bahasa Latin
Siapa yang dikenal tercatat dalam sejarah Betlehem ?
Banyak peristiwa yang terjadi di kota Betlehem ini, tetapi hanya beberapa yang dianggap paling populer dan dikenal oleh banyak orang, yaitu :
· Pertama kali dicatat dalam Kitab Suci sebagai tempat Rahel meninggal dan dikuburkan di jalan, tepat di utara kota itu (Kejadian 48:7).
· Kedua, kota ini dikenal sebagai tempat kelahiran Daud, raja kedua Israel. Dan tempat ia diurapi menjadi raja oleh Samuel (1 Samuel 16:4-13).
· Lembah di sebelah timur adalah tempat berlangsungnya kisah Rut orang Moab. Ini adalah ladang-ladang tempat ia memetik gandum, dan jalan yang ditempuhnya ketika ia dan Naomi kembali ke kota (Kitab Rut pasal 1-4).
· Ketiga, yang paling dikenal adalah sebagai tempat kelahiran dari Dia "yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala" (Mikha 5:1). Di sinilah Yesus Kristus yang diberitakan sebagai Mesias yang dinantikan, dilahirkan. (Lukas 2:4; Matius 2:1), meskipun ia kemudian dibesarkan di Nazaret, Galilea. Dan Herodes, setelah kelahiran Yesus, memerintahkan membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah. (Matius 2:16, 18; Yeremia 31:15).
Dari Masa Ke Masa
· Tahun 132-135 : Masa Romawi dan Bizantium. Kota ini hancur pada masa pemberontakan Bar Kokhba dan orang-orang Romawi membangun sebuah tempat suci untuk Adonis di tempat kelahiran Yesus.
· Tahun 326 : “Gereja Kristen pertama dibangun”, ketika Helena, ibunda kaisar Kristen pertama, Konstantin, mengunjungi Betlehem.
· Tahun 529 : pemberontakan Samaria, Betlehem dirampok, dan tembok-tembok kota serta Gereja Kelahiran dihancurkan, namun semuanya itu segera dibangun kembali berdasarkan perintah Kaisar Yustinianus.
· Tahun 614 : Persia menyerbu Palestina dan merebut Betlehem, tetapi mereka “membatalkan rencana menghancurkan Gereja Kelahiran” ketika mereka melihat gambar orang majus yang dilukiskan mengenakan pakaian Persia dalam salah satu mosaik di Gereja itu.
· Tahun 637 : Pemerintahan Arab dan Perang Salib, Yerusalem direbut tentara-tentara Muslim, Kalifah Umar ibn al-Khattab “berjanji bahwa Gereja Kelahiran akan dilestarikan untuk dipakai orang Kristen”.
· Tahun 1099 : Betlehem direbut oleh para Tentara Salib, yang membentenginya dan membangun sebuah biara yang baru di sebelah utara Gereja Kelahiran. Kota itu makmur di bawah pemerintahan mereka.
· Tahun 1100 : Pada hari Natal, Baldwin I, raja Frankia pertama dari Kerajaan Yerusalem, dinobatkan di Betlehem, dan tahun itu, keuskupan Latin juga dibentuk di kota tersebut.
· Tahun 1187 : Saladin merebut Betlehem dari tangan Tentara Salib, dan para rohaniwan Latin dipaksa pergi. Saladin menyetujui kembalinya dua imam dan dua diaken Latin pada 1192. Namun kota itu menderita karena hilangnya bisnis dari para peziarah. Tahun 1229 : Betlehem untuk sementara waktu kembali ke tangan Tentara Salib melalui perjanjian.
· Tahun 1250 : dengan berkuasanya Rukn al-Din Baibars, “toleransi terhadap kekristenan menurun”, para pendeta meninggalkan kota. Tahun 1263 : Tembok-tembok kota dihancurkan. Para agamawan Latin kembali ke kota itu selama abad berikutnya, membentuk biara yang berdampingan dengan Basilika,
· Tahun 1347 : Ordo Fransiskan mendapatkan hak milik atas Gua Kelahiran serta hak untuk menyelenggarakan dan memelihara Basilika itu.
· Tahun 1517 : Di bawah kekuasaan Ottoman, kekuasaan atas Basilika diperebutkan sengit antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks.
· Tahun 1831 : Palestina berada di bawah pemerintahan Muhammad Ali dari Mesir. Pada masa itu, kota ini “mengalami gempa bumi dan penghancuran wilayah Muslim” oleh para pasukan, sebagai pembalasan atas sebuah pembunuhan.
· Tahun 1841 : Betlehem sekali lagi berada di bawah kekuasaan Ottoman, hingga akhir Perang Dunia I dan pemaksaan Mandat Inggris atas Palestina.
· Tahun 1947 : Abad ke-20 sebagai “Betlehem modern”. Dalam resolusi Sidang Umum PBB untuk membagi Palestina, Betlehem dimasukkan dalam enklaf internasional khusus Yerusalem untuk dikuasai oleh PBB.
· Tahun 1948 : Yordania menduduki kota itu pada Perang Arab-Israel . Banyak pengungsi dari daerah-daerah yang direbut oleh pasukan Israel datang ke Betlehem, membangun kemah-kemah di utara kota dekat jalan ke Yerusalem dan di perbukitan di selatan antara kota itu dan Kolam Salomo. Semua ini kemudian menjadi kemah-kemah resmi pengungsi dari Beit Jibrin (al-'Azza) dan 'A'ida di utara dan Deheisheh di selatan. Arus masuk pengungsi ini mengubah demografi Betlehem secara drastis. Yordan mempertahankan kekuasaan atas kota itu hingga tahun 1967.
· Tahun 1967 : ketika Betlehem direbut oleh Israel bersama-sama dengan sisa bagian dari Tepi Barat.
· Tahun 1995 : Menjelang Natal, Betlehem menjadi salah satu wilayah di bawah kekuasaan penuh oleh Otoritas Palestina. Ia menjadi ibukota distrik Betlehem. Populasi Kristen bukan lagi mayoritas penduduk di situ, tetapi sebuah “peraturan khusus mensyaratkan bahwa walikota dan mayoritas dewan kota harus Kristen”.
Komunitas Umat Kristen di Betlehem
Wilayah yang disebut Israel dan Palestina dianggap Tanah Suci oleh orang Kristen. Mayoritas kota suci Kristen seperti Bethlehem, Nazareth dan Yerusalem berada di Israel dan wilayah Palestina. Kedua kota Betlehem dan Nazareth, yang dulunya sangat Kristen, sekarang memiliki mayoritas Muslim. Kristen sekarang terdiri 2,5% dari penduduk Yerusalem. Menurut data sekian tahun yang lalu, di Betlehem penduduk beragama Kristen 80% tetapi saat ini terbalik tinggal 30%. Mereka yang tersisa menyertakan beberapa yang lahir di Kota Tua ketika Kristen di sana merupakan mayoritas. Menurut perkiraan resmi Mandat Inggris, orang Kristen Palestina pada tahun 1922 meliputi 9,5 % dari total populasi dan 7,9 % pada tahun 1946. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak akan ada lagi orang Kristen di tanah suci itu pada tahun 2025.
Penyebab terjadinya eksodus Kristen ini hangat diperdebatkan, dengan berbagai kemungkinan diajukan. Sebagian besar orang Kristen Palestina di diaspora (penyebaran) adalah mereka dan keturunan mereka yang melarikan diri atau diusir selama perang 1948. Saat ini sekitar tiga-perempat dari semua orang Kristen Betlehem tinggal di luar negeri yaitu di Amerika, Eropa, dan banyak orang Kristen Yerusalem tinggal di Sydney, Australia dari pada di Yerusalem. Faktor-faktor ekonomi juga ikut ambil bagian. Warga Kristen, seperti halnya tetangga mereka yang Muslim di kota-kota seperti Bethlehem, menghadapi kesulitan besar dalam mencari penghidupan. Sebagian warga Muslim Palestina juga berimigrasi, namun jumlahnya tidak besar.
Pemimpin Komunitas Kristen Palestina di Kota Betlehem Samir Qumsieh menyatakan makin berkurangnya penganut Kristen di kota kelahiran Yesus itu adalah akibat umat Islam, bukan karena Israel. Dalam pidatonya pada siaran televisi lokal, Qumsieh mengakui konflik di kawasan itu antara Israel dan Palestina ikut mempengaruhi jumlah penganut Kristen. Dia tidak sepenuhnya menyalahkan Israel dan bersikeras mengatakan ancaman terbesar yang dihadapi umat Kristen, yang kini berjumlah sepertiga penduduk Betlehem, antara lain rendahnya tingkat kelahiran, perpindahan penduduk, dan diskriminasi oleh warga muslim. "Diskriminasi itu terjadi sembunyi-sembunyi dan itu lebih membahayakan," kata Qumsieh. Dia mengatakan keluarga Kristen di sana rata-rata hanya memiliki dua anak, kalah jauh dengan rata-rata keluarga muslim. Kondisi saat ini, kata dia, semakin berbahaya karena banyaknya bukti kehadiran jaringan Al Qaidah di kawasan konflik itu.
Kerukunan Beragama
Tetap dilain pihak, menurut Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz N Mehdawi, pada perayaan keagamaan mereka saling membantu; pada saat perayaan Idulfitri penduduk Kristen juga ikut berperan serta dalam acara tersebut. Sebaliknya pada perayaan Natal penduduk beragama Muslim-pun ikut menghias halaman rumahnya dengan lampu-lampu Natal di pohon-pohon cemara dan zaitun di rumahnya. Perayaan Natal dihadiri oleh banyak orang, malahan mayoritas yang hadir adalah umat muslim; jadi seolah-olah acara tersebut sudah merupakan tradisi daerah mereka, Ada organisasi olah raga khusus untuk umat muslim, ternyata ketua federasinya seorang Kristen, jadi meraka tidak mendasarkan pada agama tapi profesionalisme.
Yang menarik kekristenan bukanlah agama impor tetapi lahir di Palestina, agama lain berasal dari luar Palestina. Yesus lahir di Bethlehem, Palestina. Banyak kejadian yang tercatat di Injil, berlatar daerah Palestina. Bahkan, penganut-penganut Kristen awal adalah orang-orang yang punya nenek moyang, yang bisa jadi orang-orang yang pernah bertatap muka dengan Yesus. Kini, ada dua walikota Kristen, Vera Baboun di Bethlehem dan Janet Mikhail di Ramallah. Dari cerita sejarah kota Betlehem ini, kita tidak tahu apa yang terjadi nanti, kita hanya bisa berdoa semoga “damai sejahtera” tetap ada dan wujud kehadiran dan keberadaan Anak Allah tetap menjadi nyata dan memberi berkat bagi semua. (Sumber : Wikipedia, www.betlehem-city.org, dll.) Agus Harjanto.
Cerpen - Menjelang Fajar
Pulang dari kebaktian sore itu Murti segera menyiapkan makan buat anak-anaknya seadanya. Pagi sampai siang tadi dia mendapat tambahan pekerjaan membantu pindahan seorang tetangganya dan baru pada sore hari dia bisa pergi ke gereja. Sebenarnya pekerjaan pokok Murti adalah buruh mencuci untuk beberapa tetangganya. Anak-anaknya sudah sekolah minggu pagi tadi bersama Harsi tetangga dekatnya. Kebetulan jarak rumah kontrakan ke gereja tidak jauh, jadi seperti biasa mereka berjalan kaki saja. Murti dikaruniai Tuhan tiga orang anak yang semuanya masih membutuhkan biaya. Dani yang paling besar duduk di kelas I SMP, Rani yang nomer dua duduk di kelas 5 sedangkan Rian yang paling kecil kelas 2 SD. Beruntung dari Komisi Diakonia gereja mereka mendapatkan bantuan uang pendidikan meski tidak seberapa jumlahnya namun cukup menolong buat Murti.
Murti bersyukur bahwa anak-anaknya penurut dan jarang membuat ulah yang merepotkan. Barangkali mereka menyadari bahwa ibunya bekerja membanting tulang seorang diri, untuk menghidupi mereka bahkan untuk menyekolahkan mereka. Murti memang punya niat mulia agar anak-anaknya mendapat pendidikan yang layak sehingga nantinya mendapatkan pekerjaan yang layak pula. Dia menyadari karena dirinya dulu SMP pun tidak tamat sehingga tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan hanya mengandalkan tenaga saja. Sore hari Dani membantu ibunya mencari nafkah dengan menjual koran berkeliling, lumayan buat menambah uang sakunya dan juga buat adik-adiknya. Kalau ibunya kebetulan mendapat pekerjaan sore sampai malam hari seperti membantu mengepak kue, Dani terpaksa harus menyiapkan makan malam buat adik-adiknya dan menemani belajar. Kasih yang diajarkan oleh Guru Sekolah Minggunya membuat Dani menyadari betul bahwa dia harus membantu ibunya dengan mengasuh adik-adiknya. Berat memang untuk anak seumur itu. Tetapi hal itu tidak mengurangi semangat Dani karena dia melihat bagaimanan ibunya harus menderita dalam mengurus dia dan adiki-adiknya sehingga bisa mengenyam pendidikan di sekolah. Dia juga sering mendengar cerita betapa berat penderitaan Tuhan Yesus dibandingkan apa yang dialaminya saat itu.
Pagi itu seperti biasa Murti berangkat bekerja pagi-pagi sekali semetara Dani mengantar adik-adiknya berjalan menuju sekolah karena hanya beberapa gang saja dan kebetulan sekolahnya sendiri hanya bersebelahan. Kalau Rani dan Rian pulang lebih dulu, mereka langsung pulang ke rumah karena Murti sudah menitipkan anak-anaknya itu kepada Mita tetangga sebelah rumah. Sebagai buruh mencuci Murti belajar untuk berhemat sehingga bisa menabung untuk membelikan baju buat anak-anaknya di hari Natal nanti. Dia masih ingat betul kemarin sore Rian sudah mengutarakan keinginannya itu.
“Bu, hari Natal nanti Rian pengin baju baru seperti teman-teman.”
“Ya nak, nanti ibu akan belikan buat Rian , Rani dan Dani.”
“Tidak usah yang bagus-bagus bu, kan harganya mahal.” sahut Dani.
“Tapi aku mau yang bagus, nanti malu sama teman-teman.” sergah Rian.
“Ya sudah, nanti ibu akan belikan baju yang bagus tapi tidak mahal, he . . he.”
Memang Murti sudah menghitung-hitung uang tabungannya untuk membelikan baju anak-anaknya meski buat dia sendiri belum tentu terbeli. Tapi paling tidak dia akan merasa bahagia kalau di hari yang Kudus itu anak-anaknya bisa memakai baju baru. Siang itu kebetulan Murti ada di rumah karena pekerjaan mencuci sudah selesai ketika tiba-tiba dikejutkan datangnya seorang polisi kerumahnya.
“Selamat siang bu, apakah ibu orang tua Dani?”
“Betul, pak. Ada apa dengan Dani, apa dia berkelahi di sekolahnya?” Tanya Murti penuh rasa khawatir.
“Tidak, bu. Tetapi sekarang Dani berada di Rumah Sakit karena kecelakaan.”
“Lalu keadaannya bagaimana, pak?” setengah berteriak dia bertanya.
“Sebaiknya ibu ikut saya saja ke Rumah Sakit sekarang.”
Setelah menitipkan kedua anaknya ke tetangga sebelah dia segera ikut pak Polisi ke Rumah Sakit sementara Rani dan Rian menangis mendengar kakaknya kecelakaan. Dalam perjalanan itu pikiran Murti terombang-ambing antara mikir anaknya yang ditinggal dirumah dan Dani yang dirawat di Rumah Sakit ditambah mikir bagaimana mencari biaya untuk perawatannya nanti. Begitu sampai di Rumah Sakit betapa terkejutnya melihat keadaan anaknya yang diinfus dan perban dikepalanya, dadanya sesak dan nyaris tak bisa bernafas disela tangisnya yang meledak. Setelah agak tenang dilihatnya seorang suster yang menghampirinya.
“Bagaimana keadaan anak saya suster?”
“Tenanglah ibu, anak ibu tidak terlalu parah lukanya tapi memang harus dirawat di sini.”
Murti menarik nafas dalam-dalam kemudian bertanya pada pak Polisi.
“Bagaimana terjadinya kecelakaan ini, pak?”
“Anak ibu sedang menyeberang jalan, tiba-tiba datang motor dengan kencangnya sehingga tabrakan tak bisa dihindarkan.”
“Lalu yang nabrak bagaimana, pak?”
“Yang nabrak melarikan diri, tapi sekarang sedang dicari.”
Tak lama kemudian salah seorang Majelis wilayahnya datang barangkali mendengar kabar kecelakaan itu dan langsung menuju ke Rumah Sakit. Seminggu kemudian Dani sudah boleh pulang sementara biaya perawatan ditanggung oleh seorang dermawan di gerejanya.
Seperti pepatah malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih bertepatan dengan Minggu Adven ke 4 tiba-tiba saja Rian terkena serangan demam berdarah. Murti seperti terkesima mendapat masalah ini, pikirannya kacau dan segera saja dia berdoa mohon kekuatan iman, mohon ampun dan curahan kasih Bapa agar Rian anaknya segera bisa sembuh kembali. Kini uang tabungan yang semestinya untuk membelikan baju anak-anaknya itu terpaksa digunakan untuk mengurus Rian. Sudah malu rasanya dia menjadi beban jemaat gereja dan berusaha untuk menyelesaikannya sendiri. Natal kurang dua hari Rian sudah pulang sementara di malam yang larut itu Murti tak bisa tidur dan duduk termangu dengan pikiran kosong. Mengapa pencobaan ini datang beruntun menjelang kelahiran Anak-Mu, apa salahku Bapa? Tadi pagi memang datang beberapa ibu dari gereja untuk menyampaikan bingkisan Natal berupa sembako dan sedikit uang. Ketika dilihatnya ketiga anaknya tertidur pulas dengan damainya, kembali Murti teringat akan permintaan Rian yang dulu minta dibelikan baju baru untuk merayakan kelahiran Tuhan Yesus. Teringat akan hal itu kembali matanya menerawang jauh dan air matanya mulai menitik namun tangis yang menyesak didadanya ditahannya agar tidak terdengar oleh anak-anaknya yang sedang tidur.
Dinginnya angin di malam Natal itu terasa menusuk tulang namun tak dirasakan oleh Murti. Lagi-lagi malam itu Murti tak segera bisa memejamkan matanya kemudian duduk dikursi dengan hati perih, pikiran kosong dan perasaan galau. Rasanya air matanya sudah kering meratapi nasibnya. Menjelang fajar tiba-tiba dikejutkan oleh suara ketukan di pintu rumahnya. Dengan agak malas dia membukakan pintu dan betapa terkejutnya ketika di depan pintu berdiri sosok tubuh yang sangat dikenalnya. Hartopo suaminya yang sudah meninggalkan keluarganya hampir tiga tahun masuk penjara akibat menabrak hingga tewas sepasang muda-mudi yang berboncengan sepeda motor waktu dia mengemudikan angkot. Pagi tadi bersama beberapa narapidana lainnya dia bebas karena mendapat remisi Natal namun tidak langsung pulang.
“Mur, maafkan aku telah menyengsarakan hidupmu dan anak-anak.” Kata Hartopo terbata-bata sementara air matanya menitik.
Murti tak bisa menahan tangisnya melihat suaminya pulang dan segera dipeluknya suaminya itu dengan penuh kasih dan haru. Tiada hentinya dia mengucap sukur pada Tuhan karena berkat kasih dan karunia-Nya maka di hari Natal yang sangat dinanti-nantikan itu akan dapat bersama-sama seluruh keluarganya menyambut dan merayakan kedatangan Tuhan Yesus. Perantauan, akhir Des’14.
Murti bersyukur bahwa anak-anaknya penurut dan jarang membuat ulah yang merepotkan. Barangkali mereka menyadari bahwa ibunya bekerja membanting tulang seorang diri, untuk menghidupi mereka bahkan untuk menyekolahkan mereka. Murti memang punya niat mulia agar anak-anaknya mendapat pendidikan yang layak sehingga nantinya mendapatkan pekerjaan yang layak pula. Dia menyadari karena dirinya dulu SMP pun tidak tamat sehingga tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan hanya mengandalkan tenaga saja. Sore hari Dani membantu ibunya mencari nafkah dengan menjual koran berkeliling, lumayan buat menambah uang sakunya dan juga buat adik-adiknya. Kalau ibunya kebetulan mendapat pekerjaan sore sampai malam hari seperti membantu mengepak kue, Dani terpaksa harus menyiapkan makan malam buat adik-adiknya dan menemani belajar. Kasih yang diajarkan oleh Guru Sekolah Minggunya membuat Dani menyadari betul bahwa dia harus membantu ibunya dengan mengasuh adik-adiknya. Berat memang untuk anak seumur itu. Tetapi hal itu tidak mengurangi semangat Dani karena dia melihat bagaimanan ibunya harus menderita dalam mengurus dia dan adiki-adiknya sehingga bisa mengenyam pendidikan di sekolah. Dia juga sering mendengar cerita betapa berat penderitaan Tuhan Yesus dibandingkan apa yang dialaminya saat itu.
Pagi itu seperti biasa Murti berangkat bekerja pagi-pagi sekali semetara Dani mengantar adik-adiknya berjalan menuju sekolah karena hanya beberapa gang saja dan kebetulan sekolahnya sendiri hanya bersebelahan. Kalau Rani dan Rian pulang lebih dulu, mereka langsung pulang ke rumah karena Murti sudah menitipkan anak-anaknya itu kepada Mita tetangga sebelah rumah. Sebagai buruh mencuci Murti belajar untuk berhemat sehingga bisa menabung untuk membelikan baju buat anak-anaknya di hari Natal nanti. Dia masih ingat betul kemarin sore Rian sudah mengutarakan keinginannya itu.
“Bu, hari Natal nanti Rian pengin baju baru seperti teman-teman.”
“Ya nak, nanti ibu akan belikan buat Rian , Rani dan Dani.”
“Tidak usah yang bagus-bagus bu, kan harganya mahal.” sahut Dani.
“Tapi aku mau yang bagus, nanti malu sama teman-teman.” sergah Rian.
“Ya sudah, nanti ibu akan belikan baju yang bagus tapi tidak mahal, he . . he.”
Memang Murti sudah menghitung-hitung uang tabungannya untuk membelikan baju anak-anaknya meski buat dia sendiri belum tentu terbeli. Tapi paling tidak dia akan merasa bahagia kalau di hari yang Kudus itu anak-anaknya bisa memakai baju baru. Siang itu kebetulan Murti ada di rumah karena pekerjaan mencuci sudah selesai ketika tiba-tiba dikejutkan datangnya seorang polisi kerumahnya.
“Selamat siang bu, apakah ibu orang tua Dani?”
“Betul, pak. Ada apa dengan Dani, apa dia berkelahi di sekolahnya?” Tanya Murti penuh rasa khawatir.
“Tidak, bu. Tetapi sekarang Dani berada di Rumah Sakit karena kecelakaan.”
“Lalu keadaannya bagaimana, pak?” setengah berteriak dia bertanya.
“Sebaiknya ibu ikut saya saja ke Rumah Sakit sekarang.”
Setelah menitipkan kedua anaknya ke tetangga sebelah dia segera ikut pak Polisi ke Rumah Sakit sementara Rani dan Rian menangis mendengar kakaknya kecelakaan. Dalam perjalanan itu pikiran Murti terombang-ambing antara mikir anaknya yang ditinggal dirumah dan Dani yang dirawat di Rumah Sakit ditambah mikir bagaimana mencari biaya untuk perawatannya nanti. Begitu sampai di Rumah Sakit betapa terkejutnya melihat keadaan anaknya yang diinfus dan perban dikepalanya, dadanya sesak dan nyaris tak bisa bernafas disela tangisnya yang meledak. Setelah agak tenang dilihatnya seorang suster yang menghampirinya.
“Bagaimana keadaan anak saya suster?”
“Tenanglah ibu, anak ibu tidak terlalu parah lukanya tapi memang harus dirawat di sini.”
Murti menarik nafas dalam-dalam kemudian bertanya pada pak Polisi.
“Bagaimana terjadinya kecelakaan ini, pak?”
“Anak ibu sedang menyeberang jalan, tiba-tiba datang motor dengan kencangnya sehingga tabrakan tak bisa dihindarkan.”
“Lalu yang nabrak bagaimana, pak?”
“Yang nabrak melarikan diri, tapi sekarang sedang dicari.”
Tak lama kemudian salah seorang Majelis wilayahnya datang barangkali mendengar kabar kecelakaan itu dan langsung menuju ke Rumah Sakit. Seminggu kemudian Dani sudah boleh pulang sementara biaya perawatan ditanggung oleh seorang dermawan di gerejanya.
Seperti pepatah malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih bertepatan dengan Minggu Adven ke 4 tiba-tiba saja Rian terkena serangan demam berdarah. Murti seperti terkesima mendapat masalah ini, pikirannya kacau dan segera saja dia berdoa mohon kekuatan iman, mohon ampun dan curahan kasih Bapa agar Rian anaknya segera bisa sembuh kembali. Kini uang tabungan yang semestinya untuk membelikan baju anak-anaknya itu terpaksa digunakan untuk mengurus Rian. Sudah malu rasanya dia menjadi beban jemaat gereja dan berusaha untuk menyelesaikannya sendiri. Natal kurang dua hari Rian sudah pulang sementara di malam yang larut itu Murti tak bisa tidur dan duduk termangu dengan pikiran kosong. Mengapa pencobaan ini datang beruntun menjelang kelahiran Anak-Mu, apa salahku Bapa? Tadi pagi memang datang beberapa ibu dari gereja untuk menyampaikan bingkisan Natal berupa sembako dan sedikit uang. Ketika dilihatnya ketiga anaknya tertidur pulas dengan damainya, kembali Murti teringat akan permintaan Rian yang dulu minta dibelikan baju baru untuk merayakan kelahiran Tuhan Yesus. Teringat akan hal itu kembali matanya menerawang jauh dan air matanya mulai menitik namun tangis yang menyesak didadanya ditahannya agar tidak terdengar oleh anak-anaknya yang sedang tidur.
Dinginnya angin di malam Natal itu terasa menusuk tulang namun tak dirasakan oleh Murti. Lagi-lagi malam itu Murti tak segera bisa memejamkan matanya kemudian duduk dikursi dengan hati perih, pikiran kosong dan perasaan galau. Rasanya air matanya sudah kering meratapi nasibnya. Menjelang fajar tiba-tiba dikejutkan oleh suara ketukan di pintu rumahnya. Dengan agak malas dia membukakan pintu dan betapa terkejutnya ketika di depan pintu berdiri sosok tubuh yang sangat dikenalnya. Hartopo suaminya yang sudah meninggalkan keluarganya hampir tiga tahun masuk penjara akibat menabrak hingga tewas sepasang muda-mudi yang berboncengan sepeda motor waktu dia mengemudikan angkot. Pagi tadi bersama beberapa narapidana lainnya dia bebas karena mendapat remisi Natal namun tidak langsung pulang.
“Mur, maafkan aku telah menyengsarakan hidupmu dan anak-anak.” Kata Hartopo terbata-bata sementara air matanya menitik.
Murti tak bisa menahan tangisnya melihat suaminya pulang dan segera dipeluknya suaminya itu dengan penuh kasih dan haru. Tiada hentinya dia mengucap sukur pada Tuhan karena berkat kasih dan karunia-Nya maka di hari Natal yang sangat dinanti-nantikan itu akan dapat bersama-sama seluruh keluarganya menyambut dan merayakan kedatangan Tuhan Yesus. Perantauan, akhir Des’14.
Gembala Punya Cerita - Pisang Rasa Jempol
Pada sekitar tahun 50-60 an di daerah saya masih banyak orang menanggap Wayang Kulit bila punya hajat baik hajatan pengantin maupun sunat. Waktu itu kalau orang punya hajat tapi tidak nanggap wayang dianggap orang yang tidak punya atau sekeng. Sehingga tidak jarang ada yang habis punya hajat utangnya bertumpuk bahkan ada yang rumahnya dijual karena hasil sumbangan berupa uang yang diterima jauh dari modal. Kala itu budayanya memang begitu.
Di kampung saya ada dua orang dalang yang sudah cukup terkenal yaitu Pak Guna dari desa Semen dan Dalang Katimin dari desa Pakel. Masing-masing punya penggemar tersendiri karena kedua dalang ini punya keistimewaan. Kalau Pak Guna waktu memainkan wayang Anoman (tokoh kera) bukan main pandainya karena bisa menirukan suara monyet yang mbeker-mbeker, sementara dalang Katimin trampil sekali memainkan Buta Cakil (tokoh prajurit raksasa) yang selalu kalah dalam berperang melawan ksatria.
Waktu musim orang punya hajat, biasanya bulan Sapar dan Besar (bulan Jawa) para dalang ini laris menerima tanggapan (order) sehingga hampir tiap malam mereka mendalang, sementara siang harinya tidur pulas. Begitu pula para niyaga (penabuh gamelan) dan sinden-nya. Untuk mencegah rasa kantuk waktu mendalang para dalang ini minum air putih yang berisi cabe dan bawang merah, disamping tentu saja punya jampi-jampi (ngelmu) sehingga tahan tidak buang air kecil semalam suntuk.
Ketika tetangga desa saya punya hajat mantu anak perempuannya dan menanggap dalang Katimin, saya beserta beberapa teman yang rata-rata baru klas dua SR dengan berkerudung sarung menerobos gelapnya malam untuk nonton wayang. Diantara teman saya itu ada anak yang rada nakal dan paling berani bernama Parmo. Ketika hampir tengah malam dan cerita sedang ramai-ramainya Parmo merasa perutnya lapar. Diam-diam dia berjalan sambil jongkok menuju belakang kelir (layar). Didepan dekat kaki dalang biasanya ada bokor berisi sajen berupa pisang raja yang besar dan ranum. Parmo berniat mengambil sebutir pisang untuk dimakan. Karena tempat sajen itu agak gelap Parmo hanya bisa meraba-raba untuk bisa mengambil pisang itu. Ketika tangannya dirasa menyentuh sebutir pisang segera diuntir sambil ditariknya pisang itu tapi rupanya agak susah, mungkin belum matang benar. Ketika dicoba untuk ditarik lebih keras tiba-tiba dalang Katimin menjejakkan kakinya kearah keprak sehingga gamelan berbunyi riuh, padahal wayang sedang tidak berperang. Rupanya yang dibetot Parmo bukan sebutir pisang tetapi jempol kaki pak Dalang.
Di kampung saya ada dua orang dalang yang sudah cukup terkenal yaitu Pak Guna dari desa Semen dan Dalang Katimin dari desa Pakel. Masing-masing punya penggemar tersendiri karena kedua dalang ini punya keistimewaan. Kalau Pak Guna waktu memainkan wayang Anoman (tokoh kera) bukan main pandainya karena bisa menirukan suara monyet yang mbeker-mbeker, sementara dalang Katimin trampil sekali memainkan Buta Cakil (tokoh prajurit raksasa) yang selalu kalah dalam berperang melawan ksatria.
Waktu musim orang punya hajat, biasanya bulan Sapar dan Besar (bulan Jawa) para dalang ini laris menerima tanggapan (order) sehingga hampir tiap malam mereka mendalang, sementara siang harinya tidur pulas. Begitu pula para niyaga (penabuh gamelan) dan sinden-nya. Untuk mencegah rasa kantuk waktu mendalang para dalang ini minum air putih yang berisi cabe dan bawang merah, disamping tentu saja punya jampi-jampi (ngelmu) sehingga tahan tidak buang air kecil semalam suntuk.
Ketika tetangga desa saya punya hajat mantu anak perempuannya dan menanggap dalang Katimin, saya beserta beberapa teman yang rata-rata baru klas dua SR dengan berkerudung sarung menerobos gelapnya malam untuk nonton wayang. Diantara teman saya itu ada anak yang rada nakal dan paling berani bernama Parmo. Ketika hampir tengah malam dan cerita sedang ramai-ramainya Parmo merasa perutnya lapar. Diam-diam dia berjalan sambil jongkok menuju belakang kelir (layar). Didepan dekat kaki dalang biasanya ada bokor berisi sajen berupa pisang raja yang besar dan ranum. Parmo berniat mengambil sebutir pisang untuk dimakan. Karena tempat sajen itu agak gelap Parmo hanya bisa meraba-raba untuk bisa mengambil pisang itu. Ketika tangannya dirasa menyentuh sebutir pisang segera diuntir sambil ditariknya pisang itu tapi rupanya agak susah, mungkin belum matang benar. Ketika dicoba untuk ditarik lebih keras tiba-tiba dalang Katimin menjejakkan kakinya kearah keprak sehingga gamelan berbunyi riuh, padahal wayang sedang tidak berperang. Rupanya yang dibetot Parmo bukan sebutir pisang tetapi jempol kaki pak Dalang.